TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini ciri-ciri orang yang berhasil mendapat Lailatul Qadar, beserta amalan-amalan utama di 10 hari terakhir Ramadhan.
Kasi Bina Umrah dan Haji Khusus, Azhar, menyampaikan Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemuliaan dan lebih baik dari seribu bulan.
Orang-orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar adalah orang yang mulia.
Menurut Azhar, ada beberapa ciri-ciri orang yang mendapatkan Lailatul Qadar.
Satu di antaranya yakni orang yang selalu beriman kepada Allah SWT.
"Salah satunya imanan daimaan yaitu yang memiliki iman yang kuat kepada Allah."
"Keimanan yang sempurna yang tidak terpengaruh apapun, tidak terbang karena pujian dan tidak tumbang karena cacian," ujarnya, dikutip dari laman aceh.kemenag.go.id, Sabtu (9/5/2020).
Baca juga: Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar pada 10 Hari Terakhir Ramadhan, Inilah Doa yang Dianjurkan
Selanjutnya, yakni orang yang tak pernah merasa lebih baik dari orang lain.
"Kemudian ciri selanjutnya adalah qalban khasyi'an. Hatinya kusyu', hatinya tawadhu' tidak pernah merasa lebih baik dari orang lain," lanjutnya.
Selain itu, ciri-ciri orang yang juga mendapatkan Lailalut Qadar adalah At-Taqwa (takwa) dan lisanan zakira (zikir yang berzikir).
"Inilah ciri-ciri orang mulia yang mendapatkan malam Lailatul Qadar."
"Semoga Allah menjadikan kita mendapat malam Lailatul Qadar," imbuh Azhar.
Baca juga: Ramadhan di Tahun 2030 Akan Berlangsung Dua Kali, Bagaimana Ceritanya?
Amalan Utama di 10 Hari Terakhir Ramadhan
Pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan menjadi sangat istimewa.
Ada banyak keutamaan di sepertiga bulan terakhir itu hingga Rasulullah SAW mengencangkan ibadahnya.
Dikutip dari kemenag.go.id, ini faktor kesungguhan dari Rasulullah SAW:
1. Dalam 10 hari terakhir merupakan penutup bulan Ramadhan yang penuh berkah.
2. Sepuluh malam terakhir adalah malam-malam yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW.
3. Kerinduan akan keindahan Lailatul Qadar atau malam kemuliaan yang keutamaan beribadahnya melebihi beribadah sepanjang seribu bulan.
4. Rasulullah memberikan contoh kepada umatnya agar tidak terlena dalam kesibukan mempersiapkan kebutuhan hari raya sehingga melupakan keutamaan beribadah di 10 hari terakhir.
Baca juga: Doa Setelah Sholat Tahajud Lengkap dengan Niat beserta Tata Cara dan Keutamaannya
Berikut ini amalan utama yang dicontohkan Rasulullah SAW kepada umatnya untuk menambah giat beribadah:
1. Memperpanjang Salat Malam
Pada 10 malam terakhir, Rasulullah SAW tidak tidur, lambung beliau dan para sahabat amat jauh dari tempat tidur.
Beliau menghidupkan malam-malam tersebut untuk beribadah, salat, zikir, dan lainnya hingga waktu fajar.
Kebiasaan beribadah di 10 malam terakhir ditularkan kepada seluruh anggota keluarga Rasulullah SAW untuk sama-sama menikmati kesyahduan beribadah sepanjang malam.
Sebagaimana penuturan Aisyah RA:
“Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Memperbanyak Sedekah
Meningkatkan sedekah menjadi satu di antara amalan utama di 10 hari terakhir sebagai ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan dengan Ramadhan.
Selain itu, sebagai penyempurna ibadah puasa dan ibadah-ibadah individu lainnya.
Tidaklah sempurna keimanan dan kualitas ibadah seseorang kecuali jika adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial.
Sebagaimana firman Allah SWT:
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. As-Sajdah: 16).
Bersedekah di 10 hari terakhir tidak hanya diterjemahkan dengan sedekah wajib berupa zakat fitrah dan zakal mal, tetapi juga dianjurkan memperbanyak sedekah sunah dalam rangka berbagi kebahagiaan dan memberikan bekal makanan saat Idul Fitri bagi dhuafa.
Bersedekah dapat berbentuk harta, pangan, pakaian, paket sedekah untuk yatim dan dhuafa.
3. Iktikaf
Iktikaf berarti berdiam di masjid dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Tidaklah seseorang keluar dari masjid, kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai manusia.
Iktikaf dianjurkan setiap waktu, tetapi lebih ditekankan memasuki 10 terakhir Ramadhan sebagaimana penuturan Abdullah bin Umar RA:
"Rasulullah SAW beritikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Muttafaq ‘alaih)
Di masa pandemi Covid-19 ini, kemungkinan sebagian umat Islam tidak dapat beriktikaf di masjid.
Tetapi seluruh aktivitas Iktikaf dapat dilakukan di rumah bersama keluarga.
Iktikaf diisi aktivitas ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan berzikir, berdoa, membaca Al-Qur'an, salat sunah, bersalawat, bertaubat, dan beristighfar.
Baca juga: Niat dan Doa setelah Sholat Tahajud, Lengkap dengan Tata Cara, Bacaan Zikir, hingga Keutamaannya
4. Tilawah Al-Qur'an
Meningkatkan membaca Al-Qur'an menjadi satu di antara ibadah utama di 10 hari terakhir Ramadhan.
Tilawah Al-Qur'an adalah ibadah ringan dan memiliki keutamaan yang besar.
Tradisi mengejar khataman Al-Qur'an di akhir Ramadhan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi pribadi muslim.
Apapun bentuk motivasinya, tilawah Al-Qur'an harus lebih digiatkan di 10 hari terakhir Ramadhan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)