"Wa laa ya'izzu man 'aadait. Tabaa rakta rabbanaa wata'aalait. Falakalhamdu 'alaa maaqadhait. Astaghfiruka wa'atuubu ilaik. Wasallallahu 'ala Sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi. Wa'alaa aalihi washahbihi wasallam."
Artinya:
"Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, maafkanlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau maafkan, tolonglah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau tolong, berkatilah aku dalam semua pemberian-Mu, dan peliharalah aku berkat karunia-Mu dari keburukan qada-Mu. Karena sesungguhnya Engkaulah yang memberi keputusan dan tiada seorang pun yang menetapkan keputusan terhadap-Mu, dan sesungguhnya tidak akan terhina orang yang Engkau musuhi.
Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami lagi Maha tinggi, bagi-Mu segala puji atas semua keputusan-Mu. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu, dan segala salawat dan salam terlimpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan juga segenap keluarga dan para sahabatnya."
Baca juga: Doa yang Dianjurkan saat Malam Lailatul Qadar Dilengkapi Tulisan Latin dan Artinya
Muhammadiyah Koreksi Qunut Subuh
Muhammadiyah mengoreksi Qunut Subuh yang sebelumnya sudah mengakar di masyarakat.
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar, menyebut hadis-hadis tentang Qunut Subuh hingga Nabi Muhammad SAW meninggal tidak dibenarkan karena dalilnya dlaif.
Bukan hanya dlaif, hadis-hadis tersebut bertentangan dengan hadis sahih yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah Qunut selama satu bulan setelah itu ditinggalkan dan tidak pernah lagi Qunut.
“Dalam hadis-hadis sahih juga disebutkan bahwa Qunut yang dilakukan Nabi itu adalah Qunut Nazilah atau Qunut yang dilakukan ketika tertimpa musibah,” ujarnya, dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, Sabtu (8/5/2021).
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Ramadhan 2021