Hadir secara fisik dalam Sidang Isbat Awal Syawal 1442 H/2021M Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Wakil Ketua Komisi VIII TB Ace Hadan Syadzili, Ketua MUI KH Abdullah Jaidi, serta Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin.
Hadir pula beberapa perwakilan Duta Besar negara sahabat.
Sementara para pimpinan ormas, pakar astronomi, Badan Peradilan Agama, serta para pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama lainnya mengikuti jalannya sidang isbat melalui media konferensi video.
Sebelumnya, pakar astronomi dari Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementrian Agama Cecep Nurwendaya menegaskan bahwa tidak ada referensi empirik visibilitas (ketampakan) hilal awal Syawal 1442 H bisa teramati di seluruh wilayah Indonesia pada hari Selasa, 11 Mei 2021.
Hal ini disampaikan Cecep saat memaparkan data posisi hilal menjelang awal bulan Syawal 1442 H/2020 M pada Sidang Isbat Awal Syawal 1442 H, di Jakarta.
"Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif antara minus 5,6 sampai dengan minus 4,4 derajat. Hilal terbenam terlebih dahulu dibanding matahari," terang Cecep.
Baca juga: Hasil Sidang Isbat: Kemenag Tetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1442 H Jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021
Baca juga: Idul Fitri Jatuh pada Kamis 13 Mei 2021, Gus Yaqut: Mari Rayakan Lebaran dengan Protokol Kesehatan
Keputusan Kemenag ini senada dengan keputusan penetapan 1 Syawal 1442 H oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas).
Dua di antaranya adalah PP Muhammadiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1442 H atau Lebaran 2021.
Menurut PP Muhammadiyah, 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021.
Ijtimak jelang Syawal 1442 H terjadi pada Rabu Pon, 12 Mei 2021 pukul 02.03.02 WIB.
Sehingga warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat Tarawih terakhir pada Ramadhan 1442 H, pada Rabu, 12 Mei 2021.
Sementara pada Kamis, 13 Mei 2021 pagi hari, warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat Idul Fitri.
Keputusan yang sama juga dikeluarkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).