Sedangkan ramadan terambil dari akar kata yang berarti ”membakar” atau “panas membakar” artinya panas membakar yang menyebabkan kulit menggelupas karena puncak panas dan terik.
Jadi bulan ramadan maknanya dari dalam diri orang berpuasa panas karena lapar dan dahaga, sedangkan di luar panas karena terik matahari.
Dinamai demikian karena pada bulan ini dosa-dosa manusia pupus, di bakar dosa-dosanya agar bersih, habis terbakar, akibat kesadaran, dan amal salehnya.
Bulan ramadan juga diibaratkan sebagai tanah subur yang siap ditaburi benih-benih kebajikan.
Semua orang dipersilakan untuk menabur, lalu pada waktunya menuai hasil sesuai dengan benih yang ditanamnya.
Marhaban, kami bergembira dengan kedatanganmu, karena seperti sabda Rasul SAW:
“Seandainya umatku mengetahui (semua) keistimewaan ramadan, niscaya mereka mengharap agar semua bulan menjadi ramadan".
Di bulan ramadan ada qadr, malam penentuan yang akan menemui setiap orang yang sudah mempersiapkan diri dengan sebaik baiknya sejak dini pada waktu yang telah ditentukan, yaitu 10 malam terakhir di bulan Ramadan.
Kebaikan dan kemuliaan malam Lailat Al-Qadr hanya bisa diraih oleh para pejuang tangguh yang khusyuk beribadah di siang dan malam hari dan menghidupkan 10 malam terakhir dengan beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
(Tribunnews.com/Devi Rahma)