TRIBUNNEWS.COM - Umat islam akan menyambut datangnya bulan Ramadhan 2022 (1443 H).
Pada bulan Ramadhan, mereka juga menunaikan ibadah salat tarawih, yang dilakukan di malam hari setelah salat isya ketika bulan ramadan.
Salat tarawih ini dapat dilaksanakan sendirian atau berjamaah yang biasa dilakukan di masjid.
Adapun jumlah rakaat salat tarawih adalah 20 rakaat dengan 10 kali salam, yang mana dalam pelaksanaannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Berikut ini rangkuman tentang salat tarawih, menurut buku Tuntunan Singkat Shalat Tarawih dan Shalat Witir di Bulan Ramadhan, yang disusun oleh Misbah Khussurur, M.Si, seorang dosen Fakultas Syariah IAIIG Cilacap.
Baca juga: Kementerian Agama Terbitkan Pedoman Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1443 Hijriah, Ini Ketentuannya
Salat Tarawih
Salat tarawih dilaksanakan ketika bulan ramadan.
Hukum melaksanakan Salat tarawih adalah sunnah mu’akkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Jumlah bilangan rekaat Salat Tarawih adalah 20 Rekaat dengan 10 kali salam.
Adapun Waktu Salat tarawih adalah setelah selesai mengerjakan Salat ‘Isya sampai terbitnya fajar atau awal waktu subuh.
Tata Cara Pelaksanaan Salat Tarawih
Salat Tarawih disunahkan dilaksanakan secara berjama’ah, namun boleh juga dilaksanakan secara
sendirian.
Pelaksanaanya sama dengan Salat yang lain dalam hal syarat-rukunnya, hal-hal yang
membatalkan, sunah-sunahnya, dan juga makruh-makruhnya.
Hal yang membedakan hanyalah niat.
Berikut rangkaian pelaksanaan Salat tarawih:
a. Niat Salat Tarawih
Niat Salat tarawih dilakukan di dalam hati saat takbiratul ihram, yaitu saat lisan mengucapkan
kalimat “Allahu Akbar”.
Jika Salat sendirian, maka niatnya sebagai berikut:
Niat Salat Tarawih Sendiri (Munfarid)
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatattarowihi rok’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala
Artinya: "Aku niat salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
Niat Salat Tarawih Berjemaah (sebagai Imam)
Jika menjadi imam maka ditambah kata imaman:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatat-taraawiihi rok’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’alaa
Artinya: "Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala."
Niat Salat Tarawih Berjemaah (sebagai makmum)
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa
Artinya: "Aku niat salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."
b. Melaksanakan Salat tarawih
Pelaksanaan salat tarawih dengan ketentuan seperti Salat biasa.
Diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Jumlah rakaat sebanyak 20 rekaat dengan 10 kali salam (tiap dua rekaat satu salam).
Namun, jumlah ini dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing umat, tidak harus 20 rakaat.
c. Doa setelah Salat tarawih
Pada dasarnya tidak ada perintah khusus doa setelah selesai Salat tarawih.
Namun, terdapat doa dari para Ulama yang biasa dipanjatkan setelah Salat tarawih, yang disebut doa kamilin.
Bacaan Doa Kamilin
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta lawâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa ilal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya:
“Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban- kewajiban, yang memelihara Salat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat , yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."
Baca juga: Bacaan Niat Puasa dan Doa Buka Puasa Ramadhan 2022, Lengkap dengan Hukum Puasa Ramadhan
Salat Witir
Salat witir adalah Salat tertentu yang dilaksanakan setelah Salat ‘Isya.
Hukum Salat witir adalah sunnah mu’akkadah, artinya Nabi sangat menganjurkan agar Salat witir
itu dilaksanakan.
Jumlah rekaat Salat witir minimal 1 rekaat dan maksimal 11 rekaat.
Sebaiknya dilakukan tidak kurang dari 3 rekaat, karena 3 rekaat itu minimal sempurna (adnal kamal).
Waktu pelaksanaan Salat witir sama seperti waktu Salat tarawih, yaitu setelah menjalankan Salat ‘Isya sampai terbit fajar (awal waktu subuh).
Salat Witir selama bulan Ramadhan dilaksanakan setelah salat tarawih.
Tata Cara Pelaksanaan Salat Witir
Salat witir pada bulan Ramadhan disunahkan dilakukan secara berjama’ah.
Sedangkan pada bulan selain Ramadhan, tidak disunahkan berjamaah.
Cara melaksanakan Salat witir sama seperti Salat lainnya, yang membedakan hanyalah niat dan rekaatnya ganjil.
a. Niat Salat Witir
Niat Salat Witir 1 Rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًاِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri rok ‘atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman / imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya: "Saya niat solat witir satu rakaat menghadap qiblat menjadi makmum karena Allah ta’alaa."
Niat Salat Witir 3 Rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri tsalaasa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya: "Saya berniat salat witir tiga rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa."
Jika Salat witirnya dilaksanakan tiga (3) rekaat, maka pelaksanaannya adalah Salat dua (2)
rekaat terlebih dahulu, setelah selesai (salam), kemudian melaksanakan satu (1) rekaat terakhir.
Sehingga niatnya dua kali, niat untuk Salat 2 rekaat dan niat untuk 1 rekaat.
Seperti halnya Salat yang lain, niat Salat witir dilakukan di dalam hati saat takbiratul ihram, yaitu saat lisan mengucapkan “Allahu Akbar”.
b. Melaksanakan Salat witir
Salat witir dilaksanakan dengan ketentuan seperti Salat biasa, diawali denga takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
c. Doa sesudah Salat witir
- Membaca tasbih
- Membaca doa memohon perlindungan Allah.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Bacaan lain terkait Salat Tarawih