TRIBUNNEWS.COM - Tata cara dan hukum mandi junub menjadi salah satu kata kunci yang kerap dicari saat Ramadan.
Mandi junub menjadi sangat ingin diketahui karena terkait sah tidaknya puasa.
Diketahui mandi wajib adalah mandi yang dilakukan untuk menghilangkan hadast besar.
Berikut ini penjelasan Ustadz Abdul Somad tentang mandi junub atau mandi wajib tersebut.
Baca juga: Istri Ustaz Abdul Somad, Fatimah Az Zahra Melahirkan Anak Pertama, Sandiaga Uno Tuliskan Doa
Baca juga: MUI Banten Bolehkan Umat Muslim yang Sedang Berpuasa untuk Ikut Vaksinasi Covid-19
Karena itu, umat muslim penting memperhatikan peraturan dalam menjalankan puasa misalnya mandi junub atau mandi wajib setelah sahur.
Bagaimana hukumnya mandi wajib setelah sahur atau masuk waktu subuh?
Ustaz Abdul Somad menjelaskan, Nabi Muhammad SAW pun pernah dalam situasi tersebut dan sang Istri Aisyah R.A memberikan pernyataannya melalui hadist.
"Kata Aisyah (istri nabi) setelah berhubungan ada dua yang dilakukan. Nabi mandi, kadang-kadang berwudhu. Tapi paling sering mandi, adakalanya berwudhu, wudhunya seperti wudhu shalat, kemudian nabi makan, Itu dalam keadaan junub puasanya sah," ujar Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Kun Ma Alloh.
Kemudian Ustadz Abdul Somad melanjutkan, selain berwudhu yang paling bagus adalah mandi wajib lalu sahur.
Ustadz Abdul Somad pun menuturkan seluruh ulama sepakat bahwa orang yang junub ketika subuh itu puasanya sah.
"Yang tidak boleh itu setelah adzan subuh, baru dia berhubungan (menyebabkan dirinya dalam keadaan junub). Na'udzubillah, tidak boleh," ucap Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad menekankan, jika seseorang yang tengah menjalankan puasa Ramadhan bangun dalam keadaan junub setelah subuh, maka puasanya bisa tetap sah dilanjutkan ketika sudah mandi junub.
Baca juga: Perbanyak 11 Amalan Sunnah Ini di Ramadhan 2022, Bisa Menambah Pahala, Plus Niat dan Doa Buka Puasa
Baca juga: Referensi Link Twibbon Ramadhan 2022, Pilih Desain Bingkai Foto dan Unggah di Media Sosial