News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2022

Tata Cara Salat Tarawih dan Witir, Dilengkapi Doa Kamilin dan Bacaan Dzikir Sesudah Witir

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi salat berjamaah - Tata Cara Salat Tarawih dan Witir, dilengkapi bacaan niat dan doa kamilin dalam Arab/Latin. Jumlah rakaat salat tarawih dilakukan sesuai kemampuan.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini tata cara salat tarawih dan witir.

Pada bulan Ramadhan ini, umat Muslim menunaikan ibadah salat tarawih, yang dilakukan di malam hari setelah salat isya ketika bulan Ramadhan.

Salat tarawih ini dapat dilaksanakan sendirian atau berjamaah yang biasa dilakukan di masjid.

Adapun jumlah rakaat salat tarawih adalah 20 rakaat dengan 10 kali salam, yang mana dalam pelaksanaannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Berikut ini rangkuman tentang salat tarawih, menurut buku Tuntunan Singkat Shalat Tarawih dan Shalat Witir di Bulan Ramadan, yang disusun oleh Misbah Khussurur, M.Si, seorang dosen Fakultas Syariah IAIIG Cilacap.

Baca juga: Ramadan Syahrul Quran, Hikmah Turunnya Kitab Suci dan Peristiwa Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu

SALAT TARAWIH

Ilustrasi salat tarawih di masjid. (TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN)

Salat tarawih dilaksanakan ketika bulan Ramadhan.

Hukum melaksanakan Salat tarawih adalah sunnah mu’akkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

Jumlah bilangan rekaat Salat Tarawih adalah 20 Rekaat dengan 10 kali salam.

Adapun Waktu Salat tarawih adalah setelah selesai mengerjakan Salat ‘Isya sampai terbitnya fajar atau awal waktu subuh.

Tata Cara Pelaksanaan Salat Tarawih

Salat Tarawih disunahkan dilaksanakan secara berjama’ah, namun boleh juga dilaksanakan secara
sendirian.

Pelaksanaanya sama dengan Salat yang lain dalam hal syarat-rukunnya, hal-hal yang
membatalkan, sunah-sunahnya, dan juga makruh-makruhnya.

Hal yang membedakan hanyalah niat.

Berikut rangkaian pelaksanaan Salat tarawih:

a. Niat Salat Tarawih

Niat Salat tarawih dilakukan di dalam hati saat takbiratul ihram, yaitu saat lisan mengucapkan
kalimat “Allahu Akbar”.

Jika Salat sendirian, maka niatnya sebagai berikut:

Niat Salat Tarawih Sendiri (Munfarid)

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnatattarowihi rok’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala

Artinya: "Aku niat salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."

Niat Salat Tarawih Berjemaah (sebagai Imam)

Jika menjadi imam maka ditambah kata imaman:

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Ushollii sunnatat-taraawiihi rok’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’alaa

Artinya: "Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala."

Niat Salat Tarawih Berjemaah (sebagai makmum)

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa

Artinya: "Aku niat salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."

b. Melaksanakan Salat tarawih

Pelaksanaan salat tarawih dengan ketentuan seperti Salat biasa.

Diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Jumlah rakaat sebanyak 20 rekaat dengan 10 kali salam (tiap dua rekaat satu salam).

Namun, jumlah ini dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing umat, tidak harus 20 rakaat.

Baca juga: Salat Tarawih Berapa Rakaat? Simak Contoh Rasulullah tentang Jumlah Rakaat Salat Tarawih dan Witir

Baca juga: 11 Surat Pendek untuk Bacaan Shalat Tarawih 11 Rakaat, Lengkap dengan Tulisan Arab dan Latin

c. Doa setelah Salat tarawih

Pada dasarnya tidak ada perintah khusus doa setelah selesai Salat tarawih.

Namun, terdapat doa dari para Ulama yang biasa dipanjatkan setelah Salat tarawih, yang disebut doa kamilin.

Bacaan Doa Kamilin

اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta lawâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa ilal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya:

“Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban- kewajiban, yang memelihara Salat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat , yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."

Baca juga: Kumpulan Doa Perlindungan dan Pengampunan yang Ada dalam Al-Quran

SALAT WITIR

Ilustrasi Salat Witir (ummi-online.com)

Salat witir adalah Salat tertentu yang dilaksanakan setelah Salat ‘Isya.

Hukum Salat witir adalah sunnah mu’akkadah, artinya Nabi sangat menganjurkan agar Salat witir
itu dilaksanakan.

Jumlah rekaat Salat witir minimal 1 rekaat dan maksimal 11 rekaat.

Sebaiknya dilakukan tidak kurang dari 3 rekaat, karena 3 rekaat itu minimal sempurna (adnal kamal).

Waktu pelaksanaan Salat witir sama seperti waktu Salat tarawih, yaitu setelah menjalankan Salat ‘Isya sampai terbit fajar (awal waktu subuh).

Salat Witir selama bulan Ramadan dilaksanakan setelah salat tarawih.

Tata Cara Pelaksanaan Salat Witir

Salat witir pada bulan Ramadhan disunahkan dilakukan secara berjama’ah.

Sedangkan pada bulan selain Ramadhan, tidak disunahkan berjamaah.

Cara melaksanakan Salat witir sama seperti Salat lainnya, yang membedakan hanyalah niat dan rekaatnya ganjil.

a. Niat Salat Witir

Niat Salat Witir 1 Rakaat

اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًاِللهِ تَعَالَى

Ushallii sunnatal witri rok ‘atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman / imaman) lillaahi ta’alaa

Artinya: "Saya niat solat witir satu rakaat menghadap qiblat menjadi makmum karena Allah ta’alaa."

Niat Salat Witir 3 Rakaat

اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Ushallii sunnatal witri tsalaasa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa

Artinya: "Saya berniat salat witir tiga rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa."

Jika Salat witirnya dilaksanakan tiga (3) rekaat, maka pelaksanaannya adalah Salat dua (2)
rekaat terlebih dahulu, setelah selesai (salam), kemudian melaksanakan satu (1) rekaat terakhir.

Sehingga niatnya dua kali, niat untuk Salat 2 rekaat dan niat untuk 1 rekaat.

Seperti halnya Salat yang lain, niat Salat witir dilakukan di dalam hati saat takbiratul ihram, yaitu saat lisan mengucapkan “Allahu Akbar”.

b. Melaksanakan Salat witir

Salat witir dilaksanakan dengan ketentuan seperti Salat biasa, diawali denga takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

c. Dzikir setelah Salat Witir:

Bacaan Pujian:

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ ﴿ 3 ﴾ سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ

Subhānal malikil quddūs (3 X). Subbuhun quddusun robbuna wa robbul malaaaaa-ikatu war-ruuh

“Maha suci Tuhan Yang Merajai lagi Maha Suci (3x) Maha Suci lagi Quddus Tuhan Kami, Tuhan para Malaikat, dan Malaikat jibril.”

Syahadat:

أَشْهَدُ أَنْ لآَ إِلَهَ إِلاَّ اللهْ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah. Aku memohon ampun kepada-Nya.”

Doa Mohon Pengampunan:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allāhumma innaka ‘afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa, fa‘fu ‘annī.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Pemaaf. Engkau suka memaafkan, maka maafkanlah aku.”

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Bacaan lain terkait Salat Tarawih

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini