23. Artinya: Sungguh, dia (Nabi Muhammad) benar-benar telah melihatnya (Jibril) di ufuk yang terang.
وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِيْنٍۚ
Wa mā huwa ‘alal-gaibi biḍanīn(in).
24. Artinya: Dia (Nabi Muhammad) bukanlah seorang yang kikir (enggan) untuk menerangkan yang gaib.
وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَيْطٰنٍ رَّجِيْمٍۚ
Wa mā huwa biqauli syaiṭānir rajīm(in).
25. Artinya: (Al-Qur’an) itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk.
فَاَيْنَ تَذْهَبُوْنَۗ
Fa aina tażhabūn(a).
26. Artinya: Maka, ke manakah kamu akan pergi?
اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعٰلَمِيْنَۙ
In huwa illā żikrul lil-‘ālamīn(a).
27. Artinya: (Al-Qur’an) itu tidak lain, kecuali peringatan bagi semesta alam,
لِمَنْ شَاۤءَ مِنْكُمْ اَنْ يَّسْتَقِيْمَۗ
Liman syā'a minkum ay yastaqīm(a).
28. Artinya: (yaitu) bagi siapa di antaramu yang hendak menempuh jalan yang lurus.
وَمَا تَشَاۤءُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ
Wa mā tasyā'ūna illā ay yasyā'allāhu rabbul-‘ālamīn(a).
29. Artinya: Kamu tidak dapat berkehendak, kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.
(Tribunnews.com/Whiesa)