Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak jurnal penelitian dan para ahli di bidang kesehatan menyatakan puasa memberikan dampak positif baik fisik dan mental.
Salah satu manfaat kesehatan berpuasa yakni dapat menurunkan berat badan, dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Baca juga: Tips Sahur dan Buka Puasa untuk Ibu Hamil agar Kandungan Tetap Sehat
Namun tidak semua orang bisa menjalani puasa dengan baik, terlebih oleh mereka yang menderita masalah pencernaan seperti maag sehingga puasa menjadi yang perlu diperhatikan.
Lalu bagaimana dengan mereka yang mengalami masalah pencernaan seperti sakit maag yang merupakan penyakit umum yang diderita masyarakat Indonesia?
Survei NeuroSensum, insiden penyakit maag meningkat sebesar 14 persen dalam satu tahun terakhir, dengan faktor penyebab penyakit maag terbanyak adalah makan tidak teratur, makan makanan tidak sehat (berminyak, berlemak, dan pedas), konsumsi kopi berlebih dan penyebab lain secara emosional (gangguan kecemasan/stress/depresi).
Baca juga: Wajib Tahu 5 Cara Atasi Keringat Dingin Akibat Asam Lambung
Incidence Insiden penyakit maag ini meningkat drastis dari 22 persen ke 36 persendi kategori usia 17 -– 24 tahun, yaitu kalangan mahasiswa dan first jobber.
Medical Senior Manager Kalbe Consumer Health, dr. Helmin Agustina Silalahi mengatakan, seseorang yang menderita penyakit maag, ditubuhnya ada peningkatan produksi asam lambung.
"Biasanya terjadi di awal puasa seperti ini, pada saat puasa, jadwal makan pasti berubah sehingga lambung memerlukan penyesuaian," katanya saat gelaran Perdana Ngabuburit dan Tausiyah Ramadan Tanpa Dramaag di Aula Bung Hatta, Universitas Negeri Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024.
Dalam acara yang digagas Kalbe Consumer Health, penyakit maag bisa terjadi saat perut kosong dan tidak ada makanan, tapi asam lambungnya keluar terus.
Helmin menegaskan, penderita penyakit maag tetap diperolehkan menjalankan ibadah puasa namun perlu memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi saat waktu sahur dan berbuka puasa.
Penderita maag tetap mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, serat, vitamin dan memperbanyak minum air putih.
Hindari makanan pedas dan berbumbu kental, seperti gulai dan makanan bersantan dan minuman yang mengandung alkohol dan kafein.
"Bila makanan dan minuman yang dijauhkan itu tetap dikonsumsi akan memungkinkan memancing kandungan asam dan menimbulkan penyakit maag," ujarnya.
GM Marketing Kalbe Consumer Health, Irwan Wijaya mengatakan, gelaran Perdana Ngabuburit dan Tausiyah Ramadan Tanpa Dramaag menghadirkan diskusi interaktif yang diikuti oleh ratusan mahasiswa.
"Kami memberikan informasi dan mengedukasi kalangan Gen-Z tentang sakit maag dan gerd dan bagaimana pencegahan dan pengobatannya agar puasanya lancar dan nyaman," ujarnya.
Tidak hanya dilakukan terhenti di 5 lima kota besar, program edukasi Promag di tahun 2024 yang dimulai pada bulan Ramadan ini akan berlanjut ke lebih banyak kampus dan menjangkau lebih banyak anak muda. Edukasi juga dilakukan secara online dengan cara baru yang lebih fun dan relevant dengan anak muda.