Laporan wartawan Tribunnews.com, Wilem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Sri Haryanti (41) warga Krapyak Merbung, Klaten, Jawa tengah itu masih tidak percaya bahwa 11 orang keluarga besarnya telah tewas secara bersamaan akibat sapuan awan panas yang dimuntahkan Gunung Merapi, Jumat, (06/11/2010), dini hari lalu.
"Kenapa harus keluarga besar saya," katanya dengan mata basah oleh air mata, Sabtu, (06/11/2010), malam, saat ditemui di RS DR Sardjito, Yogyakarta.
Keluarga besarnya itu tinggal di Dusun Gadingan, Argomulyo, Cangkringan, Sleman. Mereka adalah Pariyem, (41), Cristiani, (11), Cahyo Saputro Nugroho, (2), Tugilah, (20), Taufik Nugroho, (19), Waluyo, (50), Marsum, (45), Amin, (43), Mardum, Garnis, (16), dan Sekar, (12).
Namun, yang baru teridentifikasi oleh rumah sakit dan tim Disaster Victim Identification (DVI), Pariyem, Cristiani, Cahyo Saputro Nugroho, dan Tugilah.
Menurut Sri, di antara keluarga besarnya itu, Pariyem merupakan orang paling dekat dengannya. Sejak kecil mereka selalu bersama-sama. Mereka berpisah setelah keduanya menikah.
"Saya tinggal di Klaten. Sedangkan Pariyem di Gadingan. Meskipun dia anak bu lik saya, kami sangat dekat. Rasa sakit saya, ya rasa sakit dia. Begitu juga sebaliknya. Kami saling ngemong," terangnya dengan terbata-bata.
11 Anggota Keluarganya Tewas Disapu Wedhus Gembel
Editor: Prawira
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger