TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI- Briptu Dodik Setiawan tewas bunuh diri. Anggota penjagaan Sektor Kepolisian Penjaga Pantai dan Pelabuhan (KP3) Polres Banyuwangi, Jawa Timur itu menembak kepala sendiri menggunakan senjata api jenis S & W No.Register 62-4389, Rabu (8/20/2012) sore.
Menurut seorang anggota polisi yang menolak disebutkan namanya, antara pukul 13.30 - 14.00 WIB, Dodik sempat menelepon ibunya. "Teleponnya tidak terlalu lama. Cuma terdengar dia (Dodik) minta maaf. Setelah itu dia melanjutkan berjaga," kata anggota polisi itu.
Sumber itu melanjutkan, sesaat sebelum mengakhiri hidupnya, Dodik menerima telepon dari istrinya dan dari nada bicaranya, pasangan itu bertengkar. "Setelah pindah ke ruang intel itulah, dia bunuh diri," katanya.
Sumber itu juga mengatakan, tidak ada anggota yang boleh bicara kepada wartawan, karena rencananya hari ini, Kamis (9/2), Kapolres AKBP Nanang Masbudi sendiri-lah yang akan menyampaikan penjelaskan soal insiden itu.
Ketika Surya (Tribunnews Network) mendatangi lokasi bunuh diri, ruang intel itu sudah tertutup, tetapi belum disegel menggunakan pita kuning garis polisi. Tidak ada satu pun anggota polisi yang mau menjelaskan kejadian tersebut. Saat itu, jenazah Dodik sudah dibawa ke RSUD Blambangan untuk diotopsi.
Di kamar jenazah RSUD Blambangan pun tidak banyak keterangan yang bisa diperoleh. Bahkan Kapolres Banyuwangi, AKBP Nanang Masbudi, yang ditemui di depan kamar jenazah menolak memberikan penjelasan. "Untuk sementara saya tidak berkomentar," katanya.
Dari penelusuran Surya, jenazah Dodik baru tiba di RSUD Blambangan sekitar pukul 18.00 WIB. Jenazah itu diangkut mobil ambulans dengan iringan sejumlah mobil polisi.
"Yang saya tahu saat itu ada mobil polisi berada di belakang mobil ambulans masuk lewat pintu belakang menuju kamar mayat. Setelah, mayat anggota polsek KP3 itu dimasukkan ruangan kamar mayat langsung ditutup rapat," ujar Eko Nardiyanto, warga Mojoroto Banyuwangi yang di situ menjadi juru parkir.
Polisi tampaknya memang menjaga betul agar tidak satu pun pernyataan atau informasi sampai pada wartawan. Sejumlah anggota polisi, termasuk provost berjaga di depan pintu kamar jenazah. Sejumlah wartawan yang hendak mendekat untuk mengambil gambar diminta menjauh. Pintu hanya dibuka kalau ada anggota polisi atau dokter yang masuk, dan langsung ditutup lagi.
Suasana yang sebelumnya tenang tiba-tiba berubah ketika, seorang perempuan berjilbab datang dan langsung menjerit histeris di depan pintu kamar jenazah. Dia adalah Budi Retnowati, istri Dodik. Sejumlah anggota keluarganya yang mendampingi langsung mencoba menenangkannya.
Tiba-tiba saja, datang sejumlah anggota polisi kemudian membawa perempuan itu masuk riang pos keamanan di dekat pintu masuk RSUD Blambangan. Polisi juga membawa masuk keluarga lainnya. Diduga, tindakan polisi ini untuk menghindarkan keluarga Dodik dari pertanyaan para wartawan. Sekali lagi para jurnalis foto dan televisi hanya bisa mendapatkan gambar pintu tertutup.
Belum diketahui mana perempuan itu. Informasi yang didapatkan Surya hanya bahwa istri Dodik bekerja sebagai karyawan BRI Unit Desa/Kecamatan Rogojampi. (surya)