News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tempe dan Tahu Hilang di Pasaran

Pengusaha Tahu dan Tempe Solo Ikutan Mogok Dua Hari

Editor: Yulis Sulistyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pekerja memasukkan kacang kedelai ke dalam karung untuk ditimbang di salah satu toko kacang kedelai di Jalan Terusan Pasirkoja, Kota Bandung, Selasa (24/7/2012). Penjulan kacang kedelai untuk bahan baku membuat tahu dan tempe selama sebulan terakhir di tempat ini turun hingga 30 persen. Hal tersebut dipicu naiknya harga kacang asal Amerika tersebut menjadi Rp 7.600 - Rp 7.800 per kg dari harga sebelumnya Rp 6.500 per kg.

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ade Rizal

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Warga Solo dan sekitarnya kemungkinan akan puasa mengkonsumsi tahu dan tempe dalam dua atau tiga hari mendatang. Pasalnya, sebanyak 150 pengrajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Paguyuban Perajin Tahu Tempe Wijaya Kusuma Kartasura, Sukoharjo menghentikan produksinya selama dua hari pada Rabu (25/07/2012) dan Kamis (26/07/2012).

Padahal, tahu tempe hasil produksi Paguyuban Perajin Tahu Tempe Wijaya Kusuma tersebut dipasarkan di sejumlah wilayah di eks Karesidenan Surakarta. Makanan berprotein yang menjadi primadona tersebut dipasarkan hingga ke Solo, Sragen, Sukoharjo dan Klaten.

"Kita semua sudah sepakat untuk menghentikan produksi selama dua hari," kata Sekretaris Paguyuban Perajin Tahu Tempe Wijaya Kusuma Kartasura, Suradi Cokro Ismoyo, Rabu (25/07/2012).

Aksi mogok produksi tersebut, lanjut dia, sebagai bentuk protes kepada pemerintah yang dinilai gagal mengendalikan harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe. Usaha para pengrajin tahu tempe anggota paguyuban terancam kolaps dengan kenaikan harga kedelai dari harga normal Rp 5 ribu menjadi Rp 8 ribu.

"Kenaikan yang mencapai lebih dari 50 persen ini semakin membuat pengrajin tercekik," katanya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini