News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lebaran 2012

Lebaran Pertama Jeng Arti Sungkem Sultan HB X

Editor: Yudie Thirzano
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

R.Aj Arti Ayya Fatimasari atau Jeng Arti saat sungkem Sri Sultan HB X

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Bramasto Adhy

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Bagi Raden Ajeng (R.Aj) Arti Ayya Fatimasari (8) lebaran tahun ini adalah pertama kalinya ia mengikuti tradisi Keraton Ngayogyakarta, Ngabekten Putri.

Saat memasuki tratag Bangsal Proboyekso, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Senin (20/08/2012), puteri pertama Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun tersebut sudah tampak malu-malu.

Sebelum sungkem kepada Raja Sri Sultan Hamengku Buwono X, Jeng Arti (panggilan R.Aj Arti Ayya Fatimasari) datang dengan diantar seorang abdi dalem puteri. Sorak gembira terlontar dari mulut sang Ibu, GKR Pembayun saat melihat puterinya datang mengenakan kebaya warna merah. Jeng Arti pun menyambutnya dengan memeluk ibunya sambil tersipu malu.

Acara sungkeman diawali dengan kehadiran Raja Keraton Ngayogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X (yang tak lain adalah kakek Jeng Arti). Tak berapa lama Sri Sultan pun duduk menempati singgasananya.

Saat tradisi dihelat, Jeng Arti terpaksa harus terpisah dengan ibunya. Itu lantaran sungkeman dilakukan berurutan mulai dari Permaisuri Raja GKR Hemas dilanjutkan ke puteri-puteri raja, para istri dari adik kandung Sri Sultan HB X kemudian kerabat puteri keraton, abdi dalem puteri serta bupati/wali kota se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beserta istri.

Sungkeman pun dimulai. Satu per satu diawali GKR Hemas mlampah dodok (istilah ini mohon di cek) (berjalan sambil jongkok) menghampiri Sultan dan bersimpuh. Kelima putri kandung Sultan, yakni Nurmalitasari (GKR Pembayun), Nurmagupita (GKR Condrokirono), Nurkamnari Dewi (GKR Maduretno), Nurabra Juwita, dan Nurastuti Wijareni (GKR Bendara) mengikuti sang ibu, GKR Hemas. Pun para istri dari adik kandung Sri Sultan HB X melakukan hal yang sama.

Tiba saatnya giliran Jeng Arti sungkem dengan kakeknya, Sri Sultan. Ia saat itu duduk berjejeran dengan puteri-puteri adik kandung Sri Sultan HB X untuk melakukan sungkeman. Jeng Arti tampak ragu untuk memulai berjalan jongkok seperti yang dilakukan eyang puteri dan ibunya.

Sesaat kemudian R.Aj Lupitasari (puteri adik kandung Sri Sultan HB X, KGPH Hadikusumo) mendahului Jeng Arti berjalan jongkok. Beberapa langkah berjalan jongkok, Jeng Lupit kemudian menghadap kearah Jeng Arti. Ia melambaikan tangan untuk mengajak Jeng Arti mengikutinya. Jeng Arti sempat menggelengkan kepalanya.

Namun akhirnya Jeng Arti mau mengikuti Jeng Lupit berjalan jongkok untuk menghampiri kakeknya. Suara tawa sempat terdengar dari kerabat keraton saat melihat Jeng Arti yang kesulitan berjalan jongkok. Dengan susah payah ia berjalan jongkok menyusul Jeng Lupit yang ada di depannya.

Sesekali Jeng Arti pun berhenti untuk menghela napas. Gelak tawa kembali terdengar di tratag bangsal Proboyekso. Sri Sultan HB X pun sempat tersenyum melihat cucunya yang berusaha menghampirinya.

Tak lama Jeng Arti tiba di depan ibunya, GKR Pembayun, yang duduk tak jauh dari singgasana raja. Sang ibu kemudian bergegas, dalam posisi jalan jongkok pula, menggandeng tangan anaknya untuk menghampiri sang kakek, Sri Sultan HB X.

Di hadapan ayahnya, dengan perlahan GKR Pembayun mengajarkan kepada anaknya, Jeng Arti, tata cara sungkeman. Ia terus mendampingi hingga si anak akhirnya bersimpuh di kaki sang kakek.

Tak lupa adik GKR Pembayun atau bibi dari Jeng Arti, GKR Condrokirono mengabadikannya melalui kamera telepon genggamnya

Detik-detik peristiwa yang menyita perhatian hadirin yakni sungkeman pertama Jeng Arti kepada Sri Sultan HB X akhirnya berlalu. . Dan seusai sungkeman, Jeng Arti pun harus kembali bersusah payah berjalan jongkok untuk kembali ke tempat duduknya semula.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini