TRIBUNNEWS.COM, KEFAMENANU - Perayaan Misa malam Natal di sejumlah gereja di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur terganggu dengan bunyi petasan yang tak pernah berhenti sejak sore tadi. Padahal sebelumnya, Kapolres TTU melalui sejumlah media lokal melarang warga membunyikan petasan saat perayaan Misa berlangsung.
Yohanes Bansae, seorang umat yang menghadiri Misa mengaku kesal dengan sikap yang ditunjukan oleh oknum yang tak bertanggungjawab tersebut. Sebab, menurutnya sikap itu tak menunjukan toleransi antar umat beragama.
"Polisi seharusnya merazia peredaran petasan jauh-jauh hari sebelum perayaan Natal, sehingga jangan terjadi seperti ini, yang tentunya akan berakibat terganggunya perayaan Misa. Kalau bisa, mulai besok polisi sita semua petasan yang dijual bebas di sejumlah kios dan toko yang tersebar di Kota Kefamenanu," kata Yohanes, Senin (24/12/2012).
Menurut Yohanes, kerasnya bunyi petasan membuat kaget seluruh umat yang hadir, bahkan mengganggu konsentrasi. Akibatnya harapan umat untuk merayakan malam Natal dengan lancar, dinodai oleh petasan asal China itu.
Yohanes berharap adanya koordinasi antara pemerintah daerah dan kepolisian untuk menggagalkan masuknya petasan dari luar daerah.
Sebelumnya, Kapolres TTU AKBP I Gede Mega Suparwitha yang ditemui Kompas.com siang tadi mengatakan, pihaknya akan menertibkan penjual petasan itu karena banyak keluhan warga yang terganggu oleh suara petasan.
"Sebenarnya sudah ada anggota polisi yang akan kita kerahkan keluar masuk kampung sambil menggunakan pengeras suara untuk mengimbau masyarakat tidak membunyikan petasan," ujar Suparwitha.