Laporan Wartawan Tribun Timur,Yasdin
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Money politik yang dilakukan kandidat tertentu jelang pemilihan gubernur (pilgub) Sulsel 2013 di Kabupaten Wajo dianggap kubu pasangan Andi Rudiyanto Asapa dan Andi Nawir Pasinrigi (Garuda-Na) sebagai bentuk kepanikan.
Tim Advokasi dan Hukum Garuda-Na, Pice Jehali mengakatakan, money politik semestinya tidak dipertontonkan kandidat kepada warga karena tidak memberikan pendidikan politik.
"Selain itu, ini tentunya melanggar hukum. Semua pemerintah baik di kabupaten maupun kandidat tidak boleh melakukan itu. Ini tidak patut diteladani apalagi dipilih. Harusnya pertarungannya adalah program, tidak boleh iming-iming uang," kata Pice Jehali dikonfirmasi Tribun Timur (Tribunnews Network) di Benteng Rakyat Jelata, Sekretariat Tim Pemenangan Garuda-Na, Jl Pengayoman, Makassar, Senin (31/12/2012).
Dia menilai, money politik yang dilakukan merupakan bentuk ketakutan, tidak percaya diri sehingga berupaya menggunakan segala cara untuk memenangkan pilgub. "Kandidat tidak yakin dengan program mereka," tegas pice.
Seperti diketahui di Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, salah seorang warga, M Nasir mengungkapkan, setiap kepala keluarga di empat desa/kelurahan dibagikan uang senilai Rp 500 rupiah serta beras 25 kilogram untuk memilih kandidat tertentu.