Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Lembaga Advokasi Anak Rakyat (LAPAR) berharap kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel tetap mengedepankan pendidikan politik yang baik di Pilgub Sulsel 22 Januari 2013 ini.
Direktur LAPAR Sulsel, Abd Karim mengatakan, menjelang Pilgub Sulsel yang sisa 19 hari ini, kandidat dan masing-masing tim mereka cenderung menonjolkan gerakan provokatif bahkan sudah saling main gertak-menggertak. Menurut Karim, cara-cara tersebut memungkinkan rakyat jadi tumbal.
"Pilgub ini bagai momentum perang, seluruh kandidat seolah-olah mau perang. Pasukannya adalah rakyat. Jadi yang dibenturkan nanti adalah rakyat. Logika perang adalah logika perebutan kekuasaan. Sebab sejarah perang adalah sejarah perebutan kekuasaan. Ini sudah bertentangan dengan tujuan Pilkada," kata Karim kepada Tribun Timur (Tribunnews Network), Jumat (4/1/2013).
Sejatinya, lanjut Karim, Pilkada untuk mencari pemimpin yang bisa mendekatkan pelayanan pada rakyat dalam kerangka mensejahterakan rakyat bukan mengorbankan rakyat.
"Kepada seluruh kandidat, janganlah mengapresiasi Pilgub ini sebagai perang. Karena akan mengorbankan rakyat. Cepat atau lambat, rakyat akan sadar bahwa mereka dimanfaatkan oleh Anda. Kalau rakyat akan sadar begini, mereka akan bersatu balik menuntut dan melawan Anda. Dalam demokrasi, tak dikenal logika perang," Karim menambahkan.
Lebih lanjut, kata Karim, rendahnya indeks pemahaman rakyat Sulsel tentang demokrasi menjadi titik rawan terjadinya adu domba.
"Kondisi ini lalu dimanfaatkan oleh pegiat-pegiat Pilgub untuk membenturkan rakyat dibawah, menyeret rakyat ke medan perang," ujar Karim.