Laporan Wartawan Tribun Timur, Rudhy
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -- Beberapa jam pasca penetapan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih 2013-2018 oleh pihak KPU Sulsel, Kamis (31/1/2013)
Suasana langsung tidak terkendalikan bahkan mulai rusuh. Terbukti, sedikitnya empat tim relawan dan pendukung fanatik Syahrul-Agus terpaksa harus mendapat perawatan medis oleh sejumlah tim dokter lantaran menjadi korban tindakan anarkis yang diduga dilakukan tim pemenangan salah satu kandidat tertentu.
Adapun mereka yang mengalami korban luka akibat senjata rakitan jenis papporo dan busur. Antara lain, Rudi (32), Haeruddin Daeng Ngola (45) warga Bontonompo, Gowa, Irwan (32) dan Emon (35).
Berdasarkan pantauan Tribun di lokasi kejadian, mereka menjadi korban setelah terkena letupan papporo dan busur yang digunakan oleh puluhan massa pendukung salah satu kandidat kalah.
Peristiwa ini terjadi di Jl Lasinrang tepatnya di depan kantor Sekretariat Golkar Makassar sekitar pukul 17.15 wita.
"Saya tiba-tiba diserang puluhan orang dengan menggunakan senjata tajam berupa bapporo dan busur. Padahal ada belasan brimob di lokasi," kata Rudi yang mengalami luka pada bagian jidadnya akibat letupan papporo dari pelaku perusuh.
Berdasarkan data yang dihimpun Tribun di TKP, Haeruddin yang merupakan warga Bontonompo mengalami luka pada bagian lutut kiri akibat busur.
Sementara terluka dibagian kaki kiri. Luka itu juga akibat busur yang diduga digunakan pelaku sebagai senjata untuk menyerang ke kubuh Sayang jilid 2 yang terletak di Jl Haji Bau.
Namun yang paling parah mengalami korban luka adalah Emon (35) lantaran butiran peluru agle dari Papporo yang dipakai pelaku tertancap pada bagian pelipis atas mata kanannya.
Irman Yasin Limpo yang juga adik kandung Gubernur Sulsel ini meminta ketegasan pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel untuk segara merealisasikan janjinya untuk menembak ditembak semua pelaku rusuh di pilgub Sulsel.
"Kami tidak butuh janji Kapolda. Yang kami butuh itu adalah pembuktian. Masa papporo dan busur mengalahkan senjata polisi," tegas Irman.
Dia mengaku, apa yang sudah menjadi komitmen pihak kepolisian untuk menembak ditempat bagi pelaku rusuh itu harus dijalankan. "Polisi harus menjalankan SOP 1 yakni tembak ditempat," singgung Irman kepada polisi.
baca juga: