Laporan Wartawan Tribun Timur/ Rudhy
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR, -- Gubernur Sulsel terpilij Syahrul Yasin Limpo, menilai, Adil Patu telah memenuhi syarat untuk menjadi Walikota Makassar lima tahun ke depan.
Bahkan Adil layak dipertimbangan oleh partai manapun untuk dijadikan sebagai kendaraan politiknya pada pilwakot Makassar yang dihelat September mendatang.
"Secara pribadi Adil Patu layak dan sudah memenuhi syarat maju sebagai Walikota Makassar," kata Syahrul saat menghadiri syukuran Adil Patu atas gelar doktor program sosiolog Pascasarjana UNM di Hotel Singgasana, Minggu (4/2/2013) malam.
Menurut Syahrul, ada lima syarat bagi seseorang jika ingin menjadi pemimpin, termasuk walikota. Kelima syarat itu antara lain memiliki integritas kepribadian yang memadai. Kecerdasan tinggi, berani mengambil keputusan atau tindakan, bisa menjadi pengayom bagi masyarakat serta arif dan bijaksana dalam bersikap dan bertindak.
"Dan kelima syarat ini telah dimiliki Adil Patu. Sehingga dengan riteriat dan persyaratan tersebut Adil sudah pantas dan layak untuk dipertimbangkan oleh partai manapun untuk diusungnya," ujarnya.
Ketua DPD I Golkar Sulsel ini menjelaskan secara rinci, untuk ukuran kecerdasan, Ketua PDK Sulsel ini sudah tidak lagi diragukan.
Pencapaian gelar doktor sudah menjadi ukuran Adil untuk maju sebagai cawalkot Makassar.
Untuk mencapai suatu gelar doktor, kata Syahrul yang akrab disapa "Komandan" sangatlah sulit dan butuh perjuangan serta kerja keras.
"Namun saya melihat semuanya telah dimiliki oleh Adil Patu," puji Syahrul disambut aplaus kader PDK.
Sementara soal integritas, jelas Syahrul, sangat diperlukan bagi seorang pemimpin. Integritas pribadi menjadikan seseorang kuat dan tegar menghadapi berbagai tantangan dalam sebuah kepemimpinan baik di partai maupun di kalangan pemerintahan.
Sedangkan soal keberanian mengambil tindakan atau keputusan. Seorang pemimpin tidak boleh ragu dalam mengambil tindakan untuk kepentingan rakyat. Apapun yang terbaik untuk rakyat, harus menjadi hal yang dipriorotaskan.
Seorang pemimpin, lanjut Syahrul, harus pula menjadi pengayom dari berbagai kelompok masyarakat yang dipimpinnya. Tidak boleh hanya sekelompok individu atau golongan.