* Laporan Wartawan Pos Kupang, Dianaa Ahmad
TRIBUNNEWS.COM, MBAY-- Empat bocah dibekuk aparat Polsek Aesesa karena terlibat sejumlah kasus pencurian di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Sosnakertrans), Dinas Pemuda dan Olahraga (PPO), dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Nagekeo.
Keempat bocah berinisial BD (14), FB (14), HAN (13), dan YGT(9), dijemput di kediamannya masing-masing, Kamis (7/2/2013) malam. Polisi tidak hanya menangkap keempat bocah tersebut. Seorang lelaki bernama Engelbertus Rua (20 ) juga ikut dijemput polisi karena dicurigai sebagai penadah barang hasil curian keempat bocah tersebut.
Tiga dari empat bocah tersangka kasus pencurian merupakan kakak beradik. Mereka tinggal satu kompleks di Rewokoli, Kelurahan Lape, tepatnya di belakang Kantor Bupati Nagekeo yang baru, sekitar 200 meter dari TKP.
Dalam reka ulang yang dilakukan para tersangka, Jumat (8/2/2013) pagi, diketahui para tersangka berhasil masuk ke dalam kantor tiga instansi dan menggondol barang inventaris kantor dengan cara mencongkel jendela.
Di Kantor Bappeda Nagekeo, para tersangka masuk melalui jendela bagian belakang menuju ruangan bagian tata rang. Di ruangan ini mereka berhasil mencuri sebuah laptop serta perlengkapannya, dua unit GPS (alat ukur dan penentu arah) serta speaker aktif.
Selain di Bappeda Nagekeo, keempat tersangka juga terlibat pencurian barang inventaris kantor di Dinas PPO Nagekeo dan Dinas Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Nagekeo. Di Dinas PPO para tersangka mengaku sudah dua kali mencuri.
Pencurian pertama hanya melibatkan YGT dan FB. Keduanya berhasil membawa pulang sebuah laptop. Pada pencurian kedua giliran BD dan HAN yang beraksi. Namun keduanya mengaku, tidak mengambil barang dalam kantor tersebut. Keduanya mengatakan, hanya membongkar laci-laci yang ada.
Para tersangka mengulangi perbuatan mereka di Kantor Sosnakertrans Nagekeo. Pencurian di kantor ini melibatkan HAN, BD dan FB. Ketiganya masuk ke kantor tersebut dengan cara melompat lewat jendela. Di kantor ini ketiganya berhasil mengambil sebuah kompor, magic com, galon, tisu serta sebuah LCD yang masih baru. Keempat tersangka mengaku tindakan mereka atas inisiatif sendiri. Para bocah ini mengaku biasa beraksi pada hari Sabtu dan Minggu.
"Kami sendiri yang mau dan yang ajak kami adalah Dewa (BD). Saya hanya ikut di PPO saja dan saya naik lewat jendela. Itu laptop, orang dari Danga sudah ambil. Dia minta di saya dan saya lupa itu orang," kata YGT, salah satu tersangka yang saat ini masih duduk di kelas dua SD di Kelurahan Lape. *
Tak Pernah Tahu
Matia Agata Nanga, orang tua dari dua pelaku, mengaku tidak pernah mengetahui aksi kenakalan kedua buah hatinya itu. Apalagi aksi tersebut ikut melibatkan putra tertuanya yang diduga sebagai penadah barang curian.
"Kami juga kaget ketika polisi datang dan selama hidup kami tidak pernah berurusan dengan polisi. Saya pasrah karena tiga anak saya terlibat," ungkap Agata Nanga.
Hal yang sama diungkapkan Anton Ola dan Veronika Roa, orang tua dari FB. Keduanya mengatakan, FB saat ini telah meninggalkan bangku sekolah setelah empat tahun berturut- turut tidak naik kelas. "Dia itu anak kembar. Kembarannya perempuan ada di Surabaya. Anak itu memang ada gangguan sehingga kami pusing," ungkap Veronika.
FB merupakan satu dari sembilan anak Veronika dan Anton Ola. Pasangan ini juga mengaku sempat kaget ketika anaknya bersama ketiga tersangka lainnya membawa sejumlah peralatan baru berupa GPS yang dikiranya HP, juga sebuah laptop yang diserahkan kepada Engebertus Roa, putranya yang lain.
Mereka juga mengaku, barang-barang curian tersebut disimpan dalam lemari. Sedangkan sebuah kompor sudah dimanfaatkan. *
Baca Juga :
- Dikira Bunyi Katak Ternyata Rintihan Bayi 3 menit lalu
- KPU Makassar Berencana Hilangkan Kartu Pemilih 8 menit lalu
- Kajari Larantuka Ditemukan Tak Bernyawa di Tempat Tidur 23 menit