Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyerangan dan penembakan terhadap penghuni Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman, Yogyakarta menjadi perhatian banyak pihak. Bagaimana tidak, kejadian tersebut merupakan kasus pertama dalam sejarah Indonesia.
Orang banyak yang ingin tahu siapa pelaku pembunuhan sadis dalam LP tersebut. Melihat kejadian yang langsung menyasar empat tersangka pengeroyokan dan penusukan anggota Kopassus tersebut membuat orang berfikir bahwa kasus tersebut merupakan sebab akibat.
"Ya siapa pelaku tentu masih tanda tanya dan harus diungkap. Setiap peristiwa kejahatan memiliki tingkat kesulitan bervariasi ada kesulitan tinggi atau sebaliknya. Kondisi seperti ini butuh kecermatan dalam melakukan investigasi melalui olah tempat kejadian perkara," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2013).
Selain itu, menurut Boy keterangan atau informasi sekecil apapun dari masyarakat sangat penting dalam menemukan titik terang mengungkap kasus tersebut.
Dalam menangani kasus tersebut, kepolisian mengaku tidak memiliki beban psikologis untuk mengusutnya karena ada dugaan pelakunya berasal dari orang-orang yang memiliki kemampuan khusus.
"Tidak ada (beban psikologis), kalau ada kesulitan itu pasti," ucap Boy.
Boy membeberkan berbagai kesulitan mengungkap kasus tersebut diantaranya kejadian terjadi pada malam hari. Selain itu, pelaku menggunakan tutup wajah dan perekam CCTV diambil pelaku.
"Itu indikasi sulit mengungkap identitas pelaku, karena saksi pun tidak bisa melihat detail perawakan mereka," ungkapnya.