Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasan Basri
TRIBUNNEWS.COM – Rekapitulasi penghitungan suara rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU ) Kota Palopo, yang digelar di kantor KPU Kota Palopo, untuk menentukan pemenang Pilkada Palopo, berunjung ricuh. Kericuhan tersebut diwarnai dengan pembakaran empat kantor di Kota Palopo
Kepala Bagian Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombespol Endi Sutendi, mengatakan, kericuhan terjadi setelah selesai rapat pleno sekitar pukul 13.00 WITA. Tiba-tiba massa dari pasangan nomor urut 5 mengamuk dan melakukan pelemparan batu serta bom molotov.
"Awalnya kondusif, namun tiba-tiba massa yang berjumlah 500 orang ini melakukan penyerangan ," kata Endi Sutendi.
Endi mengatakan, saat kericuhan terjadi, massa berhasil dipukul mundur oleh personel keamanan. Sebanyak 656 personel polisi dan TNI ikut melakukan pengamanan.
"Saat itu pasukan pengamanan sempat memukul mudur massa yang mulai beringas. Namun saat pasukan berkosentrasi mengamankan massa yang anarkis di sekitar kantor KPU, tTiba-tiba Api menyala di tiga kantor lainnya,” ujarnya.
Endi mengatakan, selain massa pendukung pasangan nomor urut 5 , sekitar 500 massa tandingan pendukung pasangan nomor 1 juga ada di lokasi. Namun mereka dapat dikendalikan oleh petugas pengaman, sehingga kedua kubu tidak terlibat bentrok.
"Saat ini Kapolres bersama petugas Pengamanan sedang ke TKP, tepatnya di lokasi kebakaran. Berdasarkan informasi di lapangan hingga saat ini belum ada korban jiwa. Namun petugas masih melakukan identifikasi dan situasi pun sudah bisa dikendalikan," tuturnya.
Menurut Endi, informasi dari Kapolres Palopo, bahwa amuk massa dipicu antara lain adanya dugaan penggelembungan suara.
Kantor yang terbakar:
- Kantor Walikota Palopo
- Kantor Golkar Palopo
- Kantor Harian Palopo Pos
- Kantor Panwas Palopo
- Kantor Camat Wara Timur Palopo