TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG BARAT -- Selain mempertanyakan berbagai pungutan di sekolah tersebut, Neni (39), bukan nama sebenarnya, orang tua murid SD Negeri Sinarjaya, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mempertanyakan kebijakan sekolah yang mewajibkan murid di sekolah itu membeli buku lembar kerja siswa (LKS). Kebijakan itu pun, ujar dia, telah diberlakukan pihak sekolah sejak empat tahun silam.
LKS yang harus dibeli dan dimiliki para murid pun, kata dia, jumlahnya tidak hanya satu atau dua buku, tapi semua mata pelajaran. Anehnya lagi, kata dia, buku LKS itu pun harus dibeli langsung semua secara tunai. Tidak boleh hanya satu atau dua buku LKS.
"Selain itu, katanya tidak bisa dicicil. Kalau bagi saya terus terang sangat berat, apalagi harus beli semuanya. Tidak bisa satu-satu belinya," ujar wanita berambut panjang itu kepada Tribun.
Neni menceritakan pengalaman buruk anaknya karena tak memiliki LKS. Ketika duduk di kelas 4, kata dia, tiba-tiba anaknya sempat tak mau berangkat ke sekolah. Setelah ditanyakan alasannya, ternyata sang anak mengaku enggan datang ke sekolah karena merasa malu belum membeli LKS. Apalagi, gurunya selalu memberikan tugas dan ulangan dengan mengambil soal dari LKS.
Demi sang anak, ia dan suaminya yang hanya bekerja serabutan kemudian berusaha ke sana-kemari untuk mencari pinjaman uang terlebih dulu ke tetangga dan kerabatnya karena tak tega anaknya menanggung malu akibat orang tuanya yang tidak memiliki uang.
Padahal sekolah seharusnya membiayai LKS dengan Bantuan Operasional Sekolah atau BOS. Orang tua siswa mencurigai, kepala sekolah yang menjabat saat itu melakukan penyelewengan dana tersebut.
"Waktu itu memang saya belum punya uang sehingga belum bisa beli LKS anak saya. Anak saya baru mau sekolah setelah saya mampu melunasi semua LKS yang disediakan sekolah," kata dia.
Sang anak, Sely (bukan nama sebenarnya), pun mengaku sempat bolos sekolah selama beberapa hari karena malu oleh teman-temannya karena belum memiliki LKS. Menurut dia, guru di sekolahnya memang mengharuskan semua murid memiliki LKS untuk semua mata pelajaran.
"Harganya ada yang Rp 7.000 per buku ribu ada yang Rp 8.000. Waktu itu saya malu karena belum punya LKS," ujar Sely. (Tribun Jabar/Zezen M Zaenal)