TRIBUNNEWS.COM, SANGATTA - Tiga jenazah awak kapal tongkang Sahoya 03 yang meledak di perairan Sangatta, Senin (29/4/2013) telah dievakuasi, Selasa (30/4/2013) sore. Tim SAR gabungan yang masuk ke bangkai tongkang berhasil mengevakuasi jenazah korban.
Dengan ditemukan tiga jenazah, maka masih akan dilakukan penyisiran dan evakuasi terhadap dua korban yang belum ditemukan. Hingga berita ini diturunkan, tim SAR gabungan masih standby di posko SAR, pelabuhan khusus Marine, PT Kaltim Prima Coal (KPC).
Kapolres Kutai Timur, AKBP Budi Santosa, Selasa (30/4/2013) malam, mengatakan, identitas korban ledakan tongkang Sahoya 03 yang berhasil dievakuasi adalah Galih Wahyu Saputra (kelahiran Madiun 19 Februari 1992), Fauzianoor (kelahiran Banjarmasin 17 Agustus 1976), dan Feri Fahri ( kelahiran Batubara 12 Juli 1988).
Keberhasilan evakuasi tiga jenazah ini merupakan buah keberanian tim SAR gabungan, terdiri dari Lanal Sangatta, Polairud, tim Laboratorium Forensik Polri, Basarnas, dan SAR KPC naik ke atas tongkang Sahoya 03 sekitar pukul 16.00 Wita.
Sebelumnya tim SAR sempat mengkhawatirkan munculnya ledakan susulan yang potensial dipicu genset di sekitar ruang akomodasi yang masih aktif. Dua genset tersebut merupakan penyuplai electricity di tongkang. Belakangan dipastikan kedua genset tersebut sudah tidak aktif.
Pada pukul 16.00 Wita, dua jenazah ditemukan di kamar mesin dan langsung dievakuasi ke Jetty KPC. Selanjutnya, pukul 16.30 Wita, satu jenazah kembali ditemukan di kamar tidur akomodasi. Ketiga jenazah utuh secara fisik namun gosong terbakar.
"Pada pukul 17.00 Wita, seluruh korban dikirimkan ke RSUD Sangatta untuk identifikasi awal. Selanjutnya akan dikirimkan untuk proses otopsi di RS Wahab Syahrani, Samarinda," kata Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Sigit Santoso.
Sekitar pukul 17.30 Wita, proses SAR dihentikan sementara karena faktor cuaca dan dilanjutkan Rabu pagi. Korban yang belum dievakuasi namun sudah diketahui keberadaan jasadnya adalah Ahmad Sirajul Yudha, kelahiran Kandangan 11 Juli 1991.
Kapolres Budi Santosa menjelaskan, Ahmad Sirajul Yudha merupakan pengawas ponton Sahoya 3. Tim SAR gabungan sudah melihat jasadnya terjebak dalam reruntuhan ruang akomodasi tongkang. Rencananya Rabu dievakuasi.
Satu korban lainnya, Sutrisno, kelahiran Magetan, 22 April 1974, yang merupakan ABK tugboat Arya Chandra belum ditemukan.
"Ada saksi yang melihat Sutrisno ikut terjun ke laut. Namun karena mengalami luka bakar serius, kemungkinan ia tenggelam," kata Budi. Penyisiran di sekitar perairan Tanjung Bara masih akan dilakukan untuk menemukan jasadnya.
Informasi yang diperoleh Tribun Kaltim (Tribunnews.com Network), sempat ada rencana untuk menarik bangkai tongkang dan tugboat ke arah pantai pagi ini saat air pasang. Sekitar pukul 06.00 sampai 09.00 Wita. Penarikan ke pantai untuk memudahkan proses olah TKP oleh tim labfor Polri.
"Informasi terkini, penarikan tongkang dan tugboat ke arah pantai belum akan dilaksanakan Rabu pagi. Pertimbangannya karena Tim Labfor Polri menyatakan siap melakukan olah TKP langsung di perairan. Selain olah TKP, tim SAR gabungan tetap fokus melakukan penyisiran dan evakuasi korban," ujar Danlanal Letkol (P) Sigit Santoso.