TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kegaduhan di kamar Amelia Almaz Adzani atau Amel (21) pada Minggu (19/5/2013) siang membuat penjaga rumah kos, Budi Setiawan mendatangi kamar di lantai dua tersebut. Budi mengetuk pintu dan bertanya apa yang terjadi.
Budi kembali ke lantai satu setelah mendapat jawaban bahwa tidak terjadi apa-apa. Meski tak bertatap muka, Budi menganggap suara si pemberi jawaban adalah seorang perempuan. Ia pun mengira tidak terjadi apa-apa di dalam kamar janda muda yang berprofesi sebagai sales promotion girl (SPG) produk rokok tersebut.
Namun, jawaban "tidak terjadi apa-apa" itu ternyata berasal dari Pisa Al Pairun (18). Pisa mengaku menirukan suara perempuan untuk mengelabui penjaga rumah kos. Padahal, saat itu, lulusan SMA asal Karangjaya, Tirtamulya, Karawang, Jawa Barat, ini tengah menganiaya Amel.
Pisa merupakan buruh bangunan yang bekerja dan tinggal di lokasi proyek pembangunan rumah di Jalan Mangga Raya Nomor 74, Lamper Kidul, Kecamatan Semarang Selatan. Tempat kerja Pisa dan rumah kos Amel saling membelakangi dan berjarak sekitar lima meter.
Pada Minggu (19/5/2013) siang, saat istirahat, Pisa menyelinap ke rumah kos mahasiswi Udinus yang merupakan cucu tunggal bos rokok merek Layar Putih di Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, tersebut.
Kehadiran Pisa yang membawa pisau tidak terdeteksi penjaga kos maupun terekam kamera CCTV. Pasalnya, ia lewat atap dan turun di depan kamar kos Amel di lantai dua yang tidak terjangkau penjaga maupun kamera CCTV.
"Saya lewat genteng kemudian membuka kamar korban. Saat itu, korban dalam posisi tengkurap dan sedang menonton teve," katanya saat ditemui di Mapolsek Semarang Selatan, Selasa (21/5/2013) malam.
Menurut Pisa, pintu kamar korban tidak terkunci sehingga ia bisa membukanya. Di dalam kamar, Pisa segera membekap Amel memakai kedua tangannya. Akan tetapi, korban berontak dan berteriak meminta tolong. Pisa lalu menancapkan pisau ke leher Amel serta membekap mulut korban.
Teriakan Amel itulah yang didengar penjaga rumah kos, Budi Setiawan, dan sejumlah penghuni kos. Budi mendatangi kamar kos Amel yang pintunya terkunci dari dalam.
"Saya mendengar penjaga kos menanyakan apa yang terjadi di kamar. Saya kemudian menjawab kalau semuanya baik-baik saja. Saya menyamar memakai suara mirip perempuan," ungkap Pisa.
Setelah korban tak berdaya, Pisa mengambil barang-barang berharga diantaranya Blackberry seri Z10 seharga sekitar Rp 8 juta dan iPhone 5 seharga Rp 8 juta. Selain itu, pelaku juga menggasak dua kacamata (warna hitam dan bening), dua jam tangan, 6 buah korek gas bertuliskan “uncertain”, dan lima kartu ATM serta kartu kredit. (bbb/ape/aka/put)