TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Levri Andriyansah, adik dari Prana Desta, Lurah Payu Putat, Kecamatan Prabumulih Barat, Sumatera Selatan mengungkapkan ada gangguan ingatan yang dialami kakaknya akibat dianiaya oleh sekelompok orang.
"Ada gangguan ingatan, yah, semacam amnesia ringan," ujar Levri di kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2013).
Levri mengatakan, hal itu diketahui seusai Prana Desta menjalani perawatan intensif selama beberapa pekan. Sebab, saat itu Prana Desta tidak mengenalnya.
"Setelah dua minggu selesai dirawat, dia (Prana Desta) baru sadar saya adiknya," kata Levri.
Amnesia ringan yang dialami oleh Prana Desta tersebut diduga akibat serangan benda tumpul di kepala bagian belakang. Levri menjelaskan dugaan tersebut lantaran setelah dianiaya, posisi tubuh Prana Desta tertelungkup.
"Wajahnya juga tidak rusak. Tetapi di kepala bagian belakang ada yang retak," tutur Levri.
Levri melanjutkan, kronologi pemukulan oleh sekelompok orang tersebut berawal dari amuk massa yang sebelumnya juga menyerang Prana Desta dan Kapolres Prabumulih, AKBP Yerry Oskag usai massa menghancurkan kantor lurah Payu Putat.
Setelah diamuk massa, rupanya Prana Desta masih menjadi bulan-bulanan warga. Namun kali ini hanya sekitar empat orang yang menganiaya Prana Desta dengan benda tumpul.
"Awalnya kakak saya memakai helm biru saat diamuk massa. Lalu tiba-tiba kakak saya dianiaya sekitar empat orang di rawa-rawa dengan keadaan tertelungkup dan tidak pakai helm," kata Levri.
Kini, Prana Desta dicopot dari jabatan lurah Payu Putat. Penggantinya, Edi Suanto SH. Lalu, mengganti Ibrahim SSos MSi, camat Prabumulih Barat dengan M Daud SH. Baik prana maupun Ibrahim kini menjadi staf sekretariat daerah (Setda) Kota Prabumulih.