News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Farhat Abbas Mencalonkan Diri Jadi Bupati Kolaka

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Farhat Abbas dan Nia Daniati

Tribunnews.com, Kolaka  - Beragam reaksi yang ditunjukkan warga dari tujuh desa terpencil di Kecamatan Watubangga, Kolaka, Sulawesi Tenggara, ketika mendapat kunjungan dari Farhat Abbas dan Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, Minggu (23/6/2013).

Kaum ibu, yang mengenal Farhat sebagai seorang pesohor yang muncul di berbagai acara infotainment, berseru kegirangan. Seorang ibu melontarkan keterkejutannya dengan kehadiran suami penyanyi Nia Daniaty itu.

“Demi Tuhan, ini adalah mimpi," seru Mirna ketika rombongan Farhat dan Sabaruddin yang mengajak Arya Wiguna.

Dia berharap, kedatangan kedua tokoh itu menjadi pertanda bakal ada perubahan di desa mereka yang terpencil. "Semoga ada perubahan bagi kami semua di sini,” teriak perempuan itu.

Seperti diberitakan Farhat Abbas tengah mencalonkan diri untuk menjadi Bupati Kolaka. Dia berpasangan dengan Wakil Ketua DPRD Sultra Sabaruddin Lambada.

Salah satu upaya sosialisasi pencalonannya, Farhat mengunjungi Kecamatan Watubangga, sebuah kecamatan yang terpencil di Kabupaten Kolaka. Dalam kunjungan itu, dia disambut ratusan warga dari tujuh desa, yakni Desa Ranoteta, Kukutio, Kastura, Langgosipi, Mataosu Induk serta beberapa desa lainnya.

Dalam kunjungan itu, Farhat dan Sabaruddin juga disambut dengan berbagai keluhan warga terkait desa mereka yang terpencil dan sulit dijangkau karena infrastuktur seperti jalan dan jembatan yang tidak memadai.

Warga mengharapkan, setidaknya ada perbaikan infrastruktur di dearah itu. Sebab daerah yang  cukup jauh dari pusat Kolaka itu tidak memiliki jalan maupun jembatan yang memadai. Kondisi itu sangat mempengaruhi perputaran ekonomi karena sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai petani.

“Untuk jual hasil bumi atau membeli kebutuhan hidup itu memang kita merasa kesulitan, belum lagi kalau kondisi cuaca yang hujan deras. Saya contohkan begini Pak, kondisi jalan kami belum diaspal, masih berupa timbunan tanah dan kerikil. Kalau musim hujan tiba kami harus berlomba dengan cuaca agar bisa melewati jalanan utama. Biasa kalau kami keluar dari kampung pagi hari dan tiba-tiba hujan itu biasa kami bermalam di daerah sebelah kampung sebelum kembali pulang,” kata Anwar.

Keluhan senada juga dikatakan oleh Hendra. Kepada Farhat dan Sabaruddin, dia mengatakan bahwa kehidupan yang terisolasi itu sudah mereka rasakan sejak puluhan tahun lalu.

“Kondisi jalan dan jembatan yang begini itu sudah 20 tahun kami rasakan Pak. Makanya dengan kedatangan bapak-bapak sekalian kami tidak berbicara panjang lebar. Sebab kan bapak-bapak sudah rasakan sendiri bagaimana susahnya sampai di daerah kami,” begitu curhat Hendra pada kedua tamu itu.

Pantauan Kompas.com, jembatan-jembatan yang menghubungkan desa-desa dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat setempat. Jembatan-jembatan itu hanya bisa dilalui kendaraan sepeda motor.

Namun jembatan utama yang menghubungkan tujuh desa tersebut dengan dunia luar sungguh tidak bisa dilewati kendaraan. Warga yang hendak menjual hasil bumi atau dari berbelanja harus memikul bawaan mereka hingga ke seberang jembatan.

Farhat Abbas sendiri merupakan putra asli Kolaka sebab orang tuanya adalah orang Kolaka, demikian pula dengan Sabaruddin Labamba yang juga merupakan putra asli Kolaka. Secara singkat, pasangan ini berjanji akan membawa perubahan jika mereka terpilih.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini