News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengusaha Konfeksi Dapat BLSM

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BALSEM TANGERANG - Wacang (59), seorang buruh lepas warga Rt 05/10, Kel Tanahtinggi, Kota Tangerang, bersama keluarganya tersenyum gembira setelah menerima Kartu Perlindungan Sosial yang baru saja didapatnya untuk mengambil dana bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), Kamis (27/6/2013). Di wilayah ini, kartu tersebut disalurkan oleh PT Pos Indonesia melalui Ketua RT setempat. (Warta Kota/nur ichsan)

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG --  Seorang pengusaha konveksi Nia Kurniati (37), warga Kampung Lemburtegal, RT 3/4, Desa Pamekaran, Kecamatan Soreang, mendapatkan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM). Padahal selain memiliki usaha, ia juga telah memiliki dua rumah.

Nia mengaku tidak menyangka bisa mendapat BLSM. Selama ini pihak RT belum pernah melakukan pendataan kepadanya. Selain itu, pada saat pembagian bantuan langsung tunai (BLT) 2011 silam, ia juga tidak mendapat bagian.

"Saya juga nggak tahu kenapa bisa dapat. Kemarin ada petugas dari kantor pos yang mengantarkan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) ke rumah saya. Kemudian saya langsung kasih laporan ke RT kalau saya dapat," ujar Nia, Kamis (27/6/2013).

Ia yang sudah mempunyai konveksi sejak dua tahun lalu ini juga mengaku tidak merasa kekurangan. Pasalnya, dari hasil usahanya itu, ia mampu memperkerjakan enam orang karyawan. Ia bersama suami menggeluti pembuatan celana jeans dan dijual di sekitar Bandung.

"Pendapatan kami lebih besar dari uang BLSM itu. Jadi aneh banget pas saya dapat bantuan. Lebih baik diberikan sama warga yang memang membutuhkan," katanya sambil tersenyum.

Berbeda dengan Nia, warga lainnya yakni  Andi Sugandi (61) yang tinggal di Lemburtegal justru tidak mendapatkan BLSM. Padahal, sehari-hari, Andi berprofesi sebagai pengayuh becak.

Meski demikian, Andi tak mempermasalahkan itu. "Kalau ada bantuan ya saya terima. Kalau nggak ada juga enggak apa-apa. Tapi pengennya bisa dapat untuk nambah penghasilan. Sekarang sudah jarang narik becak karena sudah terlalu tua," kata Andi di kediamannya.

Selain mengandalkan penghasilan dari mengayuh becak, Andi yang memiliki lima orang anak ini, juga mengandalkan bantuan dari anak bungsunya yang baru bekerja dua bulan sebagai buruh lepas.

Ketua RT 3, Uki Rukandi membenarkan jika warganya yang mempunyai usaha konveksi mendapatkan BLSM. Kemarin, pihak kantor pos baru membagikan KPS di wilayahnya. Namun ia terkejut karena pembagian BLSM tidak tepat sasaran.

"Ibu Nia itu sudah punya konveksi sama dua rumah tapi malah dapat BLSM. Sedangkan warga saya yang kurang mampu tidak mendapatkannya. Padahal kami sudah mendata semua warga yang berhak mendapat BLSM. Tapi kenyataannya tidak sesuai. Jadi buat apa kita mendata kalau begitu," ujar Uki, Kamis (27/6/2013).

Lokasi Kampung Lemburtegal sendiri berada tak jauh dari kompleks perkantoran Pemkab Bandung. Uki mengaku sangat menyayangkan data BLSM dari pemerintah ternyata masih tidak tepat. Dari 96 Kepala Keluarga (KK) di wilayahnya, sebanyak 18 KK layak mendapatkan BLSM. Namun penerima BLSM hanya empat KK.

"Di RT saya cuma ada empat KK yang dapat. Itu juga satu KK sudah pindah dan satu lagi yang pengusaha konveksi. Kalau yang dua lagi sudah benar memang kurang mampu. Jadi ada 16 KK yang kami data layak menerima BLSM, malah tidak dapat. Nanti kan jadinya ada kecemburuan di antara masyarakat kurang mampu yang tidak dapat," katanya. (aa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini