News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kriminalitas

Istri dan anak Serma BW Emosi Rumahnya Digeledah BNN

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Istri dan anak Serma BW begitu emosional kala tim Badan Narkotika Nasional (BNN) datang menggeledah rumah tersangka pemasok Narkoba di Pekanbaru di Jl Al Ikhlas Gang Mantri No 10 Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Jumat (5/7) kemarin.

Nyonya Erma, istri oknum TNI AU Serma BW itu sempat menolak membuka pintu rumahnya. Setelah perangkat RT dan tetangganya diminta pentugas BNN untuk memberi pengertian, Erna pasrah.

Istri BW itu hanya bisa menangis menyaksikan tim BNN yang mulai menggeledah rumah mewahnya sejak pukul 14.30 WIB. Saat tim BNN mulai menggeledah, anak sulung BW sempat berontak. Ia menghardik tim BNN. Namun akhirnya, putra Serma BW itu juga pasrah setelah tetangga dan anggota POM TNI AU menenangkannya.

"Tadi anaknya juga emosi. Namun, kita coba tenangkan. Anak dan istrinya hanya bisa menangis," ungkap Ketua RT Gang Mantri, Hairunas.
Sebelum menggeledah rumah Serma BW, tim BNN perlu menunggu sekitar 30 menit akibat perlawanan istri dan anak tersangka. "Ibu Erna sempat menolak membukakan pintu saat BNN datang. Sebaga tetangga terdekat, saya dipanggil untuk melobi," tutur Tohir (65), tetangga Serma BW.

"Ibu Erna awalnya enggan rumahnya digeledah BNN. Tapi saya beri pengertian, bahwa BNN datang untuk kepentingan bersama dalam rangka penyelidikan. Saya sempat bilang ke Ibu Erna, kalau tidak mau buka pintu, nanti urusannya tambah runyam," tuturnya.

Akhirnya Erna pasarah. "Ibu mengerti dan membukakan pintu. Saya dan tim BNN masuk. Saya diminta menjadi saksi," jelas Tohir.

Selama proses penggeledahan, akses ke rumah Serma BW ditutup untuk umum. Warga yang melintas di dekat rumah tersangka, baik keluar maupun masuk gang, dijaga ketat polisi dan TNI. Rumah BW itu hanya berjarak sekitar 150 meter di belakang Mapolsek Bukit Raya.
Beberapa anggota POM AU berseragam lengkap dan polisi berpakaian nondinas siaga di gang masuk. Sejam kemudian, petugas keamanan kembali membuka akses jalan.

Serma BW ditangkap BNN karena diduga memiliki dan memasok Narkoba di berbagai tempat hiburan di Pekanbaru, Selasa (2/7) lalu. Menurut informasi penyidik, anggota POM TNI AU itu diduga memiliki rekening gendut hasil bisnis Narkoba. "Yang bersangkutan memiliki rumah mewah di Riau, Nissan X-Trail, diler motor, restoran dan sejumlah perkebunan sawit di Riau," ungkap penyidik BNN.
                                 

Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kol Pnb Andyawan membenarkan penangkapan anggotanya. "Benar, kedua oknum tersebut ditangkap dalam kasus dugaan Narkoba," katanya.

Kol Andyawan menegaskan, kedua anak buahnya diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. "Proses hukum tetap dilaksanakan bagi oknum yang melanggar hukum. Kasus ini akan tetap diproses," tandasnya.

Seorang oknum POM TNI AU lainnya adalah Serda RY. Ia ditangkap dalam kasus sama, diduga terlibat peredaran Narkotika di wilayah Pekanbaru. "Kita belum tahu pasti tentang keterlibatan anggota kita. Sebab saat penangkapan tak ada komunikasi ke kita," kata Kol Andyawan.

Kendati begitu, apabila nanti terbukti kedua anggota masuk dalam jaringan Narkoba, kedua anggotanya dijatuhkan sanksi tegas, sesuai hukuman yang berlaku. Benarkah Serma BW punya  aset miliaran rupiah? "Untuk asetnya itu saat ini masih kita selidiki," kata Kol Andyawan.

Menurut tim penyidik, peran Serma BW dan Serda RY tak main-main, pemasok Narkotika ke beberapa klub malam di Pekanbaru. "BW diidentifikasi sebagai pemasok utama ekstasi di beberapa diskotik," tutur penyidik.

Diskotik atau klub malam yang menjadi sasaran peredaran mereka adalah, XPEC, SPEC, MPEC, dan RPEC. Seluruh tempat hiburan tersebut berada di Pekanbaru. "Saat ini kedua oknum TNI itu masih diperiksa di BNN Jakarta," kata Deputi Penindakan dan Pemberantasan BNN, Irjen Benny Mamoto.

Penangkapan kedua oknum TNI itu bermula dari pengintaian tim BNN terhadap gerak-gerik keduanya. Mereka kemudian disergap usai transaksi. Sebanyak 300-an butir ekstasi disita petugas dari Serma BW.

Pengintaian keduanya merupakan pengembangan dari kasus Narkoba yang ditangani BNN. Dengan teknis penyamaran, anggota bergerak dan membuntuti target, karena sebelumnya mendapatkan informasi adanya transaksi Narkoba melibatkan dua anggota TNI.

Penyelidikan mengarah ke rumah di Jl Sekuntum III, Pekanbaru. Usai transaksi, petugas memastikan belum menemukan bukti cukup untuk menyergap Serda RY. Penyelidikan berlanjut dengan mengikuti tersangka yang singgah di bengkel motor kawasan Jl Paus Pekanbaru.

Di tempat itulah Serda RY menemui Serma BW yang juga incaran BNN. "RY memasukan tas kecil merah hitam ke mobil yang dikendarai BW," jelas petugas.
Saat BW akan meninggalkan bengkel, tepatnya memasuki mobilnya, tim BNN menyergap. Tak meleset, sekitar 300 butir ekstasi pink ditemukan di mobil Serma BW. Setelah itu, penangkapan berlanjut dengan menciduk RY di rumah Jl Jondul Baru. "Itu rumah teman perempuannya," tutur petugas.

Yang mengejutkan, ketika diperiksa penyidik BNN, Serma BW ngotot menampik uang miliaran rupiah yang terdeteksi tersimpan di rekeningnya sebagai hasil bisnis Narkoba. Di depan meja penyidikan, BW mengklaim semua uang dan harta-hartanya halal.

"Memangnya polisi saja yang punya rekening miliaran?" tegas Serma BW, seperti dikutip penyidik. Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, aset yang diduga hasil pencucian uang oleh BW adalah rumah mewah, beberapa mobil, diler motor, restoran dan sejumlah perkebunan sawit di Riau.

Menurut Kepala BNN Riau Kombes Bambang S didampingi Ketua Tim BNN Pusat, Kombes Selamet Pribadi, tim BNN menyergap bandar besar Narkoba, KS bersama lima anggota sindikatnya. Dari enam orang itu, dua di antaranya Serma BW dan Serda RY.

Keenam tersangka ditangkap ditempat dan waktu berbeda. "Mereka ini sejak lima bulan lalu kita buru. Mereka jaringan pemasok Narkoba jenis ekstasi dan sabu-sabu ke diskotik atau tempat hiburan malam di Pekanbaru," jelas Kombes Bambang.

Tersangka pertama yang ditangkap adalah, Serma BW kemudian Serda RY. Setelah kedua oknum ini ditangkap, tim BNN memburu anggota jaringannya. Beberapa jam kemudian petugas menangkap JC di rumahnya Jl Sekuntum Pekanbaru. "Ketiganya langsung diperiksa insentif dan tersangka BW dan JC mengaku ekstasi itu diambil dari KS, warga Sekuntum, Sukajadi, Pekanbaru," tutur Kombes Bambang.

"Narkoba itu kemudian dimasukkan ke tempat hiburan malam XP International Executive Club yang dipasarkan AM dan S," jelasnya. Mendapat nama KS yang merupakan bandar besarnya dan kurir AM bersama S, tim BNN bergerak cepat.

"Kamis dinihari berhasil kita tangkap tersangka AM dan S di XP International Executive Club. Saat kita geledah berhasil diamankan 100 butir ekstasi," kata Bambang. Pengejaran terus dilakukan, hingga KS ditangkap di hotel berbintang Jl Soekarno-Hatta.

"Malam itu juga sekitar pukul 21.30 tersangka KS kita gerebek di lantai 10. Dia tidak melakukan perlawanan dan saat kita geledah kamarnya kita temukan puluhan paket sabu-sabu seberat 10 gram," urai Kombes Bambang.

Menurut Kombes Bambang, Serma BW dan Serda RY sejatinya kaki tangan sang bandar, KY. "Jaringan mereka sangat terkodinir rapi, dan penangkapan terhadap enam tersangka itu pengembangan atas tertangkapnya gembong Narkoba sekitar lima bulan lalu," tandasnya.  (tribunnews/rsy)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini