TRIBUNNEWS.COM GARUT, - Bupati Garut, Agus Hamdani, menemukan beras berkualitas buruk sebanyak tiga truk saat melakukan inspeksi mendadak di Gudang Bulog Garut, Kecamatan Tarogongkidul, Senin (8/7/2013).
Agus mengatakan dirinya sangat kecewa dan sempat marah karena beras untuk rumah tangga miskin tersebut dalam keadaan hampir membusuk. Menurut Agus, beras yang ditemukannya sudah berwarna kehitaman dan sedikit berbau.
"Padahal ini kan mau Ramadan, seharusnya semua disiapkan sebaik mungkin. Walaupun masih bisa dikonsumsi, saya kira itu tidak layak karena warnanya sudah hitam begitu," kata Agus saat ditemui di sela kegiatan sidaknya.
Agus mengatakan kadar air dalam beras tersebut di bawah 10 persen. Padahal, ujar Agus, seharusnya beras berstandar baik memiliki kadar air sekitar 20 persen. Agus mengatakan telah menginstruksikan Bulog Garut untuk mengirim kembali puluhan karung beras dalam tiga truk itu kepada rekananya dan menggantinya dengan yang baru.
Agus mengatakan beras tersebut bahkan hampir didistribusikan oleh tiga buah truk tersebut ke sejumlah desa di Kabupaten Garut. Agus pun memaksa petugas gudang untuk menurunkan beras itu kembali dan diganti oleh beras yang kondisinya layak konsumsi.
Agus berharap Bulog Garut tidak mengulangi kesalahannya dan mengancam akan menyegel gudang Bulog Garut jika tidak mengganti beras berkualitas buruk itu dengan beras yang layak untuk dikonsumsi.
Berdasarkan keterangan pihak Gudang Bulog Garut, jumlah beras tersebut tidak mencapai tiga truk. Beras yang dianggap buruk itu sekitar 150 karung atau 2,2 ton beras. Kepala Sub Divre Bulog Ciamis, Dindin Syamsudin, mengatakan beras tersebut masih layak untuk dikonsumsi.
"Warna berasnya berubah karena disimpan sudah empat bulan. Makanya berasnya jadi hitam berdebu. Tapi masih layak konsumsi asalkan nanti dibersihkan dulu. Beras yang hitam ini biasanya ada di tumpukan paling bawah. Yang atasnya masih bagus," kata Dindin.
Perubahan warna beras menjadi hitam, menurut Dindin, diakibatkan kelembapan pada saat penyimpanan beras di gudang. Beras tersebut lama disimpan di gudang hingga lebih dari enam bulan, kata Dindin, karena penyaluran kepada warga yang tidak lancar akibat banyaknya tunggakan dari pihak desa.
Dindin mengatakan akan kembali mengolah beras tersebut untuk menghilangkan warna hitam dan debunya. Namun jika kualitasnya tidak layak konsumsi, beras tidak akan disalurkan kepada masyarakat dan akan dilelang.
Dalam rangkaian inspeksi mendadaknya, Agus pun mengunjungi Terminal Guntur, Tempat Pemotongan Hewan, Pasar Induk Guntur Ciawitali Garut, dan Pasar Moderen Ramayana. (sam)