Said Sesalkan KPU Tak Loloskan Khofifah
TRIBUNNEWS.COM SURABAYA - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jatim dari PDI Perjuangan, Said Abdullah meminta semua pihak agar menjunjung tinggi etika demokrasi. Dia berharap, upaya meraih kekuasaan harus ditempuh dengan cara-cara elegan, bersih dan jujur, sehingga pilkada benar-benar menjadi wahana pembelajaran politik yang cerdas bagi masyarakat.
“Kami harapkan, pilgub ini menjadi momentum pendidikan politik yang baik bagi masyarakat. Untuk itu, cara yang ditempuh, jangan sampai menyederai nilai-nilai luhur dari demokrasi itu sendiri,” kata Said.
Menurut Said, kentalnya money politics dalam penyelenggaran pesta rakyat lima tahunan ini membuat kualitas pemimpin yang dihasilkan sangat rendah. Karena itu, Said yang juga putra Madura ini berharap agar partisipasi rakyat dalam pilgub lebih ditingkatkan lagi sehingga semua bentuk kecurangan pemilu bisa dieliminir.
“Saya kira, rakyat sudah cerdas sekarang ini. Pemilik kedaulatan itu rakyat. Jadi, jangan mau diiming-imingi duit,” katanya.
Said mengaku, pilgub memang rawan dengan praktik money politics. Namun demikian, pasangan yang mengusung “Jempol unuk Jawa Timur Baru” ini berharap agar rakyat harus tegas menolak kontestan pilgub yang diduga menggunakan politik uang.
Said juga menyesalkan sikap KPU Jatim yang tak meloloskan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman Sumawiredja.
“PDI Perjuangan pernah mengalami pendzoliman yang sama dalam kasus Pilkada Batu. Kami berharap agar KPU Jatim benar-benar bertindak sebagai wasit yang netral, sehingga Pilgub ini berlangsung jujur dan adil,” katanya.