TRIBUNNEWS.COM SOLO,- Karena harganya cabai mahal hingga Rp 58.000 per kilogram, warga Solo malah banyak yang memilih cabai busuk yang harganya jauh lebih murah. Fenomena itu duakui para pedagang cabai di Pasar Legi, Solo.
Para pedagang kebanjiran order cabai busuk. Pembeli yang tidak mampu membeli cabai yang harganya mahal, membuat mereka memlilih untuk membeli cabai sortiran meskipun kondisinya sudah tidak lagi bagus. Cabai busuk tersebut dijaul dengan seharga Rp 3.000 hingga Rp 4.000 per kilogram.
"Biasanya kita pisahkan antara cabai yang masih bagus dan cabai yang sudah mulai busuk dan kondisinya jelek. Yang jelek tidak kita buang karena biasanya juga masih ada yang mau membelinya," kata Adi (48), pedagang cabai di Pasar Legi, Solo, Senin (15/7/2013).
Hal senada juga diungkapkan oleh Suyatmi (65), pedagang sayuran di Pasar Legi. Menurutnya, karena harga cabai yang mahal membuat pembeli memilih cabai yang kondisinya sudah tidak baik lagi.
"Namun tidak semua pembeli mau beli yang sudah busuk. Kebanyakan (pembeli, red) pedagang makanan seperti sate atau yang lain mas, jadi masih dipisah-pisah yang belum busuk dan sudah busuk," kata Suyatmi.
Sementara itu, pedagang cabai mengaku kenaikan harga cabai sudah sepekan membuat mereka merugi. Agar tidak semakin merugi, para pedagang juga sudah mulai mengurangi stok dagangan mereka hingga menunggu harga cabai stabil.
"Berat juga mas, karena setiap hari pembeli berkurang dan kita mengurangi stok cabai agar tidak tambah rugi," kata Adi.
Saat kondisi normal, para pedagang bisa kulakan 5 kuintal cabai merah, dan saat ini mereka hanya bisa menyediakan cabai hanya 3 kuintal saja.
Sementara itu, salah satu pembeli, Wawan (37), asal Solo yang ditemui Kompas.com mengaku terpaksa membeli cabai busuk karena harganya jauh lebih murah.
"Meskipun kondisiya jelek, tapi tidak semuanya. Ya kita pilih lalu kita buang yang busuk. Lumayan murah dan masih bisa digunakan lagi," kata wawan yang juga penjual makanan di Solo.