TRIBUNNEWS.COM,KENDAL--Samsu Eko Yulianto mengaku kecewa berat karena istrinya, Tri Munarti, tewas setelah ditabrak oleh mobil yang dikendarai sekelompok orang yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI).
"Katanya mereka memperjuangkan kebenaran, tetapi kok malah istri saya yang jadi korban. Kalau sudah seperti ini siapa yang akan bertanggungjawab. Saya sangat kecewa," kata Yulianto saat ditemui di rumahnya, RT 2, RW 2, Desa Krikil, Kecamatan Pager Ruyung, Kendal, Kamis (18/7) malam.
Yulianto mengisahkan, saat itu dia dan istrinya hendak takziah ke rumah temannya sesama guru di Boja Kendal. Yulianto memboncengkan istrinya. Keduanya berangkat bersamaan dengan sejumlah guru lain yang mengendarai sepeda motor.
Lantaran sempat membeli bensin di SPBU, Yulianto tertinggal rombongan. Yulianto memilih memotong jalan lewat perkampungan Telangu kemudian tembus di sebelah SPBU Sape.
Yulianto mengaku saat itu sudah tahu di lokasi kejadian sedang terjadi ricuh antara ormas dan warga setempat. Ketika sepeda motor Yulianto keluar dari gang menuju Jalan Sapen, tiba-tiba muncul Avanza warna hitam dari arah belakang.
"Saya tidak tahu kalau ada mobil dari belakang. Saya hanya ingat badan saya terlempar ke arah kanan, sementara saya tidak tahu istri saya di mana," ujar guru SD Tambahrejo, Kendal itu.
Saat itu, Yulianto yang tersungkur di aspal akhirnya ditolong oleh warga. Yulianto sempat menepikan sepeda motornya dari tengah jalan, di antara kerumunan massa.
Ia kemudian teringat keberadaan istrinya. "Perempuan (korban) yang saya boncengkan tadi ke mana Pak," kata Yulianto kepada seorang polisi.
Setelah dicari beberapawaktu, Yulianto menemukan istrinya sudah berada di bak mobil pick-up ditemani sejumlah polwan. Sang istri sempat mengatakan kalau dadanya terasa sesak.
Yulianto yang menderita luka lecet pada tangan, kaki, dan dagunya itu kemudian ikut mengantarkan istrinya ke puskesmas. Lantaran lukanya parah, pihak puskesmas kemudian membawa korban ke Rumah Sakit Ngesti Waluyo, Parakan, Temanggung.
Ketika berada di puskesmas, Yulianto juga melihat seorang perempuan yang sedang hamil menderita luka parah akibat tertabrak Avanza yang juga menabrak istrinya. "Saya menunggui istri sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhir," kata dia lirih sembari menarik nafas panjang. Korban meninggalkan seorang suami dan dua anak.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, Drs H Muryono, mengaku sangat kehilangan satu guru terbaik di Kabupaten Kendal, yakni, Tri Munarti. Tri Munarti merupakan guru di SD Krikil 1, Kecamatan Pager Ruyung.
Pernyataan itu diungkapkan Muryono saat mengunjungi rumah Tri Munarti. "Selaku kepala dinas saya merasa kehilangan guru terbaik di Kabupaten Kendal. Bu Tri ini sudah mengabdi sejak 1989," kata Muryono
Muryono mendapatkan informasi ada satu gurunya meninggal saat selesai menjalankan salat tarawih di Kodim. Begitu mendapat kabar, Muryono segera mengajak para kabid di Dinas Pendidikan Kendal untuk ke rumah korban.
"Saya mewakili semua pegawai di Dinas Pendidikan mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," ujarnya. (tribunjateng/ape/sam)