Laporan Wartawan Surya, Doni Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN - Memasuki bulan Ramadhan, harga daging sapi terus melonjak. Di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, harganya mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
Serbuan daging impor nyatanya tidak banyak mempengaruhi harga daging sapi lokal. Bahkan, daging sapi impor banyak ditolak pembeli dan pengusaha makanan.
"Orang yang beli daging tetap milih daging sapi lokal. Padahal daging sapi impor harganya lebih murah," kata Sriatun, pedagang daging sapi di Pasar Sayur Magetan kepada Surya, Sabtu (20/7/2013).
Menurut Sriatun, banyak pedagang daging sapi was-was kulakan daging impor.
Meski harga daging sapi impor lebih murah, namun kualitas dagingnya meragukan.
"Harga daging impor lebih murah antara Rp 10 ribu - Rp 15 ribu per kilogram. Tapi dibandingkan daging lokal, daging impor kualitasnya kurang baik,"katanya.
Karena kualitas rendah, lanjut Sriatun, tidak ada pedagang di los daging Pasar Sayur Magetan yang kulakan daging impor itu.
Pemerintah melalui importir menggelontor daging impor ke pasaran. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan daging dan mengendalikan harga daging dipasaran.
Namun di lapangan, pedagang maupun pembeli menganggap daging impor itu memiliki kualitas kurang baik. Sehingga keberadaan daging impor itu tidak mempengaruhi pasar.