Laporan Wartawan Pos Kupang, Aris Ninu
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Acara minum bersama minuman keras (miras) jenis moke (minum tradisional Sikka) di Dusun Rotat, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka berujung maut. Lambertus Pagan (41) tewas ditikam pakai besi beton oleh adik kandungnya, Edison Siga (32), Jumat (2/8/2013) pukul 00.00 Wita.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang (Tribunnews.com Network) di Nita, Jumat (2/8/2013) menyebutkan, pada Kamis (1/8/2013) malam kakak beradik di Dusun Rotat, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, yaitu Lambertus Pagan (41) berstatus kakak dan Edison Siga (32) berstatus adik minum moke bersama dua anggota keluarga mereka, yakni Thadeus dan Avilo.
Pada Jumat (2/8/2013) sekitar pukul 00.00 Wita, Lambertus mengajak adiknya Edison berkelahi. Edison yang selama ini bekerja di Kalimantan dan rencana akan kembali ke sana tiba-tiba ditikam Lambertus pakai besi beton di dada kiri.
Tikaman itu membuat Edison tidak terima. Ia pun balik menyerang. Dengan besi beton masih melekat di dada kirinya. Edison mengambil parang Malaysia di dalam rumah lalu menebas Lambertus persis di bagian wajah dan telinga kiri.
Informasi lain yang diperoleh Pos Kupang di lokasi kejadian di Nita dan RSUD Maumere, Jumat (2/8/2013) pagi menyebutkan, Kamis (1/8/2013) Edison bersama dua rekannya bernama Thadeus dan Avilo duduk minum moke di rumah Edison.
Lambertus sore itu sedang membuat rumah adiknya yang selama ini merantau di Pulau Kalimantan dan tinggal di sana. Edison yang baru dua minggu berada di desanya itu minum moke bersama Thadeus dan Avilo, karena Edison rencananya pada Jumat (2/8/2013) malam akan kembali ke Kalimantan bersama anaknya.
Menjelang malam, usai membuat rumah sang adik, Lambertus pamit pulang ke rumahnya yang bersebelahan dengan rumah Edison. Entah siapa yang mengajak Lambertus minum, tapi menurut saksi, Lambertus yang menawarkan diri minum moke bersama adiknya dan dua rekannya.
Setelah habis minum moke satu botol minuman kemasan besar, Lambertus yang mulai mabuk mengajak Edison berkelahi. Lambertus sempat menyampaikan kepada adiknya, "Kau mau pulang ke Kalimantan, kalau kau mau kita berkelahi dulu".
Bahasa ini sempat terdengar sang ibu dari Lambertus dan Edison yang datang melerai. Sang ibu sempat mengeluarkan kalimat dua anaknya ini sudah mabuk bawaannya selalu ribut. Teguran sang ibu didengar oleh dua bersaudara ini. Selanjutnya, Lambertus kembali ke rumahnya. Begitu tiba di rumah, bukannya tidur malah ia kembali ke rumah sang adik lalu keduanya berkelahi hingga Lambertus tewas.
Sementara cerita versi Edison yang sempat diwawancara wartawan di RSUD Maumere berbeda. Edison mengatakan, ketika sedang duduk di kursi, tiba-tiba saja kakaknya menikamnya dengan besi beton persis di dada kiri.
Serangan sang kakak itu dibalas Edison dengan parang Malaysia yang diambil di dalam rumahnya. Edison menebas Lambertus yang bersembunyi di samping rumahnya.
Setelah itu, besi beton yang ada di dadanya dicabut lalu dipakai menikam sang kakak hingga tewas. "Saya cabut besi beton dari dada saya lalu saya tikam di dadanya. Begitu sudah kejadian. Saya sekarang tidak bisa pulang ke Kalimantan lagi karena kena masalah dengan kakak. Saya sudah punya istri dan tiga orang anak," tutur Edison.
Jumat (2/8/2013) dalam kondisi berbaring di tempat tidur Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Maumere, Edison mengenakan celana levis biru penuh darah. Wajahnya penuh bercak darah.
Edison tak memakai baju saat dirawat. Di dada kirinya ada jahitan. Ia masih diinfus dan dirawat intensif. Petugas belum memastikan berapa dalam luka di dada kirinya. Namun tusukan itu belum sempat menembus jantung sehingga korban masih bisa bertahan hidup.
Edison pagi itu dijaga mertuanya dan anggota Polres Sikka, serta menunggu hasil pemeriksaan guna diperiksa lagi di ruangan bedah.