Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru / Hendra Efivanias
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Perjalanan mudik sebagian warga Kota Pekanbaru tampaknya mendapat dukungan cuaca yang baik. Pasalnya, pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, sebagian jalur lintas darat, laut dan udara menuju luar Provinsi Riau dalam beberapa hari kedepan tergolong normal.
"Ada tekanan rendah udara di Filipina yang bergerak menuju Laut Cina Selatan. Tapi bukan badai tropis. Hal ini berdampak pada pembelokan angin di Riau. Dimana massa udara tertarik ke kawasan tersebut dan membuat kondisi cuaca di Riau relatif kondusif," ungkap Analis BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi kepada Tribun, Minggu (4/8/2013).
Diprakirakan dalam tiga hari kedepan tekanan rendah udara itu akan hilang. Tapi, kalau sudah masuk Laut Cina Selatan dan membawa pasokan air yang banyak, anomali ini dapat mengakibatkan sikon tropis. Dampaknya, di Riau peluang turun hujan relatif kecil. Tapi gelombang di perairan laut bisa tinggi.
Menurut Slamet, peluang hujan relatif terjadi di wilayah Pesisir seperti Kabupaten Kepulauan Meranti dan Bengkalis. Tapi sifat hujannya hanya ringan sampai sedang. Peluangnya terjadi terutama menjelang sore dan malam. Sementara di bagian Utara (Rokan Hulu dan Rokan Hilir) udara relatif kering. "Kondisi ini memungkinkan munculnya titik panas," ungkapnya.
Kepala pemudik, BMKG menegaskan bahwa kondisi cuaca di jalur menuju Sumatera Barat dan Sumatera Utara relatif aman. Kalaupun turun hujan, intensitasnya tidak lebat. Kondisi yang sama juga terjadi di Rengat dan Pangkalan Kerinci. Dimana intensitas hujan yang muncul hanya dikisaran ringan dan sedang.
Diterangkan dia, kondisi angin saat ini mengarah dari tenggara sampai barat daya dengan kecepatan rata-rata 8 hingga 15 kilometer per jam. "Ini tergolong normal," ujar Slamet. Kondisi ini mempengaruhi tinggi gelombang di beberapa perairan. Menurutnya, di Pesisir Riau, tinggi gelombang hanya berkisar 1,25 meter.
Sementara di Perairan Batam dan Karimun, tinggi gelombang maksimal 1,5 meter. Di Perairan Tarempa, Matak dan Natuna juga masih normal dengan kisaran 1,5 meter. Tapi kalau sikon tropis terjadi, di kawasan Tarempa, Matak dan Natuna tinggi gelombangnya bisa berkisar 2 hingga 2,5 meter.
Sejauh ini, BMKG belum melihat adanya kabut yang mengganggu jarak pandang. Kalaupun ada kabut, biasanya hanya terjadi di pagi hari. Tapi, setelah terkena cahaya matahari kabutnya akan hilang. Slamet menegaskan bahwa kabut yang muncul tidak dipengaruhi asap. Karena pantauan per 3 Agustus, titik api hanya tiga di utara Riau. Masing-masing ada di Rokan Hulu, Rokan Hilir dan Bengkalis.
Baiknya kondisi cuaca beberapa hari terakhir dibenarkan oleh Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Ibnu Hasan. Kepada Tribun ia mengaku bahwa cuaca cukup bagus untuk penerbangan. Jarak pandang juga masih normal. Berbeda dengan beberapa pekan lalu ketika kabut asap menyelimuti udara Pekanbaru.
Namun, Ibnu Hasan mengakui ada penerbangan yang sempat tertunda beberapa waktu lalu akibat hujan angin. Namun, kejadiannya di Jakarta. Akibat hal itu, satu penerbangan menuju Jakarta ditunda keberangkatannya. Namun, hal ini tidak terlalu mempengaruhi operasional bandara. Ibnu menegaskan, operasional di Bandara SSK II masih lancar.
Kondisi normal juga terjadi di arus mudik angkutan perairan. Sejak arus mudik mulai meningkat, tidak ada kapal yang perjalanannya terganggu akibat cuaca. "Semuanya normal saja," ungkap Kepala Pos Syahbandar Pelabuhan Sungai Duku, Nuriyadi kepada Tribun.
Dijelaskan dia, hujan dan angin yang muncul masih relatif normal. Gelombang tinggi juga tidak ada. Menurutnya, untuk kapal yang melintas di Sungai tak terkendala gelombang. Termasuk kapal yang menuju Selat Panjang yang ada melintasi lautan. Nuriyadi menekankan, kapal-kapal yang beroperasi dari Pelabuhan Sungai Duku memang ada melalui lautan. Tapi karena laut yang dilalui dikelilingi pulau gelombang tinggi tidak terjadi. (*)