Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sebanyak 132 pemilih korban kekerasan Sampang yang kini tinggal di Jemundo, Sidoarjo dipastikan bisa mencoblos pada 29 Agustus 2013. Nama-nama mereka sudah dimasukkan ke dalam pemilih tetap (DPT) KPU Sidoarjo.
Sekretariat KPU Jatim, Jhonathan Judianto MMT menyatakan, proses pemindahan data pemilih sebanyak 132 warga asal Sampang yang tinggal di Jemundo itu sudah dilakukan. Sehingga, mereka bisa melakukan pemilihan di Jemundo.
"Karena sudah berada di Jemundo, mereka akan melakukan pemilihan TPS terdekat dari lokasi pengungsian," ujar dia.
Menurutnya, surat KPU Jatim sudah dilayangkan ke KPU Sampang dan Sidoarjo. Intinya agar sebanyak 132 pemilih tersebut dicoret dari DCT Sampang, dan diakomodir di KPU Sidoarjo.
"Ini sudah clear. Warga ini bisa menggunakan hak konstitusionalnya untuk memilih dalam pilgub nanti," kata Jhonathan.
Ketua KPU Sampang KH Abu Ahmad Dhovier Shah menyatakan, KPU Sampang sudah mencoret nama-nama pemilih yang mengungsi ke Jemundo tersebut. "DPT mereka sudah dicoret dan didaftarkan di Sidoarjo," katanya.
Pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan KPU Sidoarjo, yang menyatakan sudah siap memasukkan nama-nama para pengungsi ini dalam daftar pemilih di Jemundo.
"Sehingga hak mereka untuk memilih tetap berlangsung," ujar Dhovier.
Sementara, pengiriman kebutuhan perlengkapan pemilihan pilgup ke pulau-pulau terpencil sudah dilakukan, Selasa (27/8/2013). Pengiriman dengan menggunakan dua helikopter. Dua heli dari Gudang Garam dan TNI AD ini diperuntukkan bagi Kepulauan Bawean dan Masalembu (Sumenep, Madura).
"Kiriman juga disampaikan ke Kepulauan Masakambing, dan Pulau Karamean (Kabupaten Sumenep)," ujar Jhonathan Judianto.
Data logistikk pilgub Jatim yang diangkut melalui helikopter melalui KPU Kabupaten Sumenep adalah Kecamatan Masalembu dengan 4 desa yang terdiri dari 62 TPS dengan 67 kotak suara dan 224 bilik suara.
Untuk Kecamatan Masalembu dikirim ke Desa Karamean dengan jumlah 10 TPS, untuk Desa Masakambing dikirim 4 TPS, dan Kecamatan Sapeken dikirim 7 kotak suara dengan 12 bilik.
Helikopter berangkat dari lapangan udara Pusat Penerbangan Angkatan Darat Semarang. Kotak suara 40 cm x 40 cm x 60 cm isinya dengan bobot 6,5 kilo, sedangkan bilik 70 cm x 70 cm.