TRIBUNNEWS.COM,PALEMBANG - Perhelatan Islamic Solidarity Games (ISG) III yang akan dimulai pada 22 September mendatang, terancam batal.
Sampai saat ini Peraturan Presiden (Perpres) yang merupakan payung hukum untuk pendanaan itu belum juga ditandatangani Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono.
Koreografer nasional Denny Malik yang sejak hampir dua bulan ini melatih 500 pelajar SMA se-Palembang untuk acara pembukaan dan penutupan ISG menuding Kemenpora sebagai pihak yang paling bertanggung jawab.
"Bila sampai hari ini Perpres belum juga turun saya akan mengundurkan diri., Saya kasihan pada anak-anak yang sudah berlatih keras namun tidak jelas mendapat biaya logistik untuk mereka," kata Denny yang selalu menjadi langganan Sumsel untuk pagelaran besar, Rabu (11/9).
"Saya sedih dan prihatin dengan sistem birokrasi yang tidak pasti dan tidak jelas seperti ini," katanya.
Pada kesempatan berbeda, Sekretaris Panitia Daerah Penyelenggara ISG, Maryama Bustam menegaskan, Perpres memang belum ditandatangani sehingga membuat panitia daerah bingung. Apalagai mengingat pesta olahraga negara Islam ini kurang dua pekan lagi.
Untuk melaksanakan tugas-tugas yang menumpuk, pihaknya harus dipaksa memutar otak dan mencari solusi yang terbaik. Ia mengaku apapun yang dilakukan pihaknya terasa tidak berguna sebelum Perpres ditandatangani Presiden karena hal itu sangat menentukan apakah ISG nanti akan jadi digelar atau tidak di Palembang.
Seperti diketahui Pepres merupakan payung hukum untuk pendanaan ISG dari pusat. Untuk itu pihaknya juga belum tahu berapa besaran nominal yang akan dikucurkan ke Sumsel.
Tuan rumah juga belum dapat berbuat banyak soal persiapan bidang penyelenggaraan ini. Acara opening closing ISG pun dikatakannya tidak akan semegah SEA Games 2011 lalu karena keterbatasan dana.
Selain itu ISG sendiri memiliki banyak koridor yang harus diikuti. Seperti tanpa pesta kembang api, tanpa penyalaan kaldron dan pesta kembang api. Namun, pihaknya menjamin acara tetap akan meriah bernuansa khas daerah. (mg1/wan)