Laporan Wartawan Surya Sri Wahyunik
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Jumlah warga yang menyerang masjid dan Pondok Pesantren Darussolihin, diperkirakan hanya 30 orang.
Meski begitu, puluhan orang tersebut membuat kerusakan parah. Mereka, leluasa merusak karena tidak ada warga yang berada di dalam kompleks ponpes kala itu.
Menurut informasiĀ yang dihimpun Surya, semua murid mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP dan SMK Darussolihin, tengah mengikuti karnaval, Rabu (11/9/2013) sekitar pukul 13.30 WIB.
Karnaval itu, sebenarnya sudah dilarang karena berpotensi menimbulkan persoalan. Namun para orang tua tetap meminta karnaval digelar. Untuk melarang karnaval itu, polisi sampai memblokade jalan masuk dan keluar menuju Ponpes itu.
Tapi, murid yang sudah bersiap karnaval nekat menerobos barikade yang dibuat polisi. Akhirnya barikade dibuka dan peserta karnaval memulai karnavalnya.
Setelah prosesi karnaval berjalan selama 30 menit, sekitar 30 orang datang sambil membawa parang. Kala itu, tidak ada polisi di sekitar ponpes dan masjid.
Polisi berjaga dan membuat barikade di sebelah barat ponpes, sedangkan warga yang ingin melakukan perusakan, menerobos dari arah timur yang tidak begitu terjaga.
"Katanya, ada polisi tetapi kok mereka bisa masuk. Saya tidak tahu pasti kejadiannya karean tadi kita sedng karbaval. Sampai sini semua sudah rusak bahkan ada yang dibakar," ujar abdul Rohim, ustad Ponpes Darussolihin.