Laporan Wartawan Tribun Medan, Abul Muamar
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sebanyak 257 jemaah kloter III tercatat sebagai penyandang label risti (risiko tinggi). Jumlah ini mencapai 58,81 persen dari total jemaah yang berjumlah 437 jemaah yang terbang pada Sabtu (14/9/2013) dini hari dalam kloter III. Jumlah ini diketahui meningkat tajam dari jumlah yang tercatat sebelumnya pada kloter
I dan kloter II.
Dalam kloter I, terdapat sebanyak 46,16 persen jemaah dari total 440 orang, sedangkan pada kloter kedua sebanyak 46,59 persen dari 440 orang. Hal ini diperoleh berdasarkan data yang dirilis oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bagian Kesehatan Embarkasi Medan.
Adapun jemaah haji yang tergolong ke dalam jemaah risiko tinggi ini didominasi oleh kaum lansia dan paruh baya (50-59 tahun). Tercatat sebanyak 131 orang kaum lansia dan 88 orang kaum paruh baya yang termasuk ke dalam kelompok jemaah risti ini. Sementara itu, dari usia 40 hingga 49 terdapat sebanyak 31 orang dan 7 orang yang masih berumur di bawah 39 tahun.
Dari data mengenai rincian penyakit yang dirilis oleh bagian kesehatan PPIH, tercatat angka tertinggi berada pada gangguan sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi adalah sistem tubuh yang mengatur aliran darah ke seluruh organ untuk memastikan oksigen dan zat-zat nutrient lainnya tersuplai dengan baik. Tercatat sebanyak 42 laki-laki dan 46
perempuan yang didiagnosis mengalami masalah ini.
Ketua panitia kesehatan ibadah haji Embarkasi Medan, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, Sabtu (14/9/2013) mengatakan, untuk jemaah yang berlabel risti diberikan gelang kuning sebagai penanda. Mereka juga telah menyiapkan langkah antisipatif untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, khususnya dari jemaah yang tergolong risti.
"Ya, kita beri gelang kuning bagi yang termasuk risti. Obat-obatan juga kita sudah siapkan," kata dr. Wiendra di aula kesehatan Asrama Haji Medan.