TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Selama rentang waktu 2003-2005, menurut Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Mayor Sus Ayi Supriadi, timnya telah menelusuri petunjuk untuk membuktikan kepastian lokasi makam Constantine dkk di TPU Sasanalaya.
Joko Yuwono, seorang anggota tim pencari bahkan mendatangi Perkumpulan Urusan Kematian Yogyakarta (PUKY) untuk mencari data. Namun tak banyak menemukan petunjuk.
"Kami hanya peroleh petunjuk lokasi makamnya di Kerkof. Ya itu yang ditemukan, kondisi bloknya berubah karena pembangunan Pura Wisata. Tapi mungkin memang di Kerkof itu lokasinya," kata Ayi.
Penelusuran itu sekaligus untuk memastikan kebenaran isi buku pula. Artinya, keterangan foto pemakaman warga asing korban jatuhnya Dakota yang tanpa penjelasan itu hendak dipastikan lokasi makam memang di Kerkof.
Meski demikian, upaya itu tidak mudah. Ayi menegaskan, selain perlu tes DNA, nampaknya juga perlu korespondensi dengan sumber saksi sejarah.
Saksi sejarah yang memungkinkan adalah adik Adisutjipto, yaitu Kadet Udara I Sudarjono, dan seorang lagi korban selamat Abdulgani.
Hanya, menurutnya, Abdulgani telah meninggal pada 1992. Sedangkan untuk mendapat keterangan Sudarjono harus ke Jakarta. "Jadi akan panjang untuk mencari saksi sejarah," ujarnya.
Perihal pencarian oleh ahli waris Constantine, menurutnya juga membutuhkan keterbukaan yang bersangkutan.
Sejauh ini dia mengaku belum mengetahui apa maksud dan tujuan ahli waris mencari makam itu. Tribun Jogja mencoba menghubungi nomer telepon seluler ahli waris yang tercantum di buku tamu TPU Sasanalaya.
Namun sampai Kamis petang ponselnya tidak diangkat. Kemenakan Constantine datang ke TPU Sasanalaya pada 25 Agustus 2013, dan berjanji akan datang setelah Idul Adha bersama perwakilan Kedubes Australia di Jakarta.
Tribun kemarin menghubungi Kedubes Australia di Jakarta. Staf Atase Pers Mubarok meminta Tribun mengirim pertanyaan via email hal yang dimaksud untuk diteruskan ke Atase Pers Roy Marcello. Penjelasan resmi nanti akan diberikan oleh Atase Pers.(ose/nbi/yls)