TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Hari keempat belas Ridwan Kamil menjadi Wali Kota Bandung, Senin (30/9/2013), diwarnai protes ratusan gelandangan, pengemis, anak jalanan, dan pedagang asongan.
Para pengunjuk rasa ini memprotes penertiban yang dilakukan Satpol PP berdasar kebijakan yang dikeluarkan Wali Kota.
Saat unjuk rasa berlangsung, Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, tengah memimpin rapat pimpinan. Ia pun menghentikan rapat dan menemui para pengunjuk rasa.
"Kami butuh makan dan hidup. Carikan kami pekerjaan yang layak jika tidak boleh di jalanan," teriak sejumlah pengunjuk rasa yang disambut teriakan pengunjuk rasa lainnya.
Menghadapi protes ini, Emil berusaha tenang dan memberikan solusi mengajak untuk bekerja yang lebih terhormat daripada pengemis. Ia berharap para pengemis, pengamen, dan anak jalanan beralih profesi, tidak lagi meminta-minta.
"Tidak ada manusia yang tidak ingin bahagia. Saya punya anak kecil, saya sedih melihat anak- anak mengamen, harusnya belajar tapi karena kebutuhan ekonomi malah keluyuran di jalan," ujar Emil.
Emil pun menawarkan solusi kepada para pengemis untuk bekerja menjadi penyapu jalan. "Kota Bandung butuh banyak petugas kebersihan. Saya menawarkan itu kepada Ibu-ibu. Karena saya ingin cara yang baru untuk menuntaskan masalah. Kita bisa dapat uang secara halal dengan cara- cara baik dan terhormat," ujar Emil.
Emil juga menawarkan tempat tinggal di mes Persib yang memiliki kamar mandi dan tempat tidur yang layak daripada di emperan dan kolong jembatan.
Namun para pengemis dan gelandangan ini menangapi dingin solusi yang ditawarkan Emil. Sebagian pengemis menunjukkan ketidaksukaan atas rencana Emil dan sebagian mengeluh karena tidak mau menjadi tukang sapu.
"Kalau mau dipekerjakan seperti itu, apakah Bapak siap menggaji sesuai dengan kebutuhan mereka? Apakah Bapak bisa menggaji mereka Rp 4 sampai Rp 10 juta? Kalau hanya gaji 700 ribu, tidak akan cukup," ujar Priston, salah seorang orator dari kelompok yang menamakan diri Gerakan Masyarakat Jalanan.
Selama mendengarkan permintaan yang kurang logis dari pengunjuk rasa, Emil hanya geleng- geleng kepala. Emil akhirnya secara tegas meminta kepada pengemis untuk mau mengikuti ketentuan dari Pemkot Bandung. Jika tidak, penertiban akan terus dilakukan.
"Pekerjaan sudah disiapkan, tempat tinggal sudah ada, dan makan diberi. Jika tidak mau, ya suka tidak suka harus taat aturan yang ada. Jalanan harus bebas dari pengemis dan anak jalanan," ujar Emil. (tsm)