News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dokter Palsu Digerebek saat Hendak Operasi Pasiennya

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi seorang tenaga medis


   

TRIBUNNEWS.COM  SURABAYA - Sepak terjang Djuhari Prayogo dan Lucia Sudiarti, warga Pulo Wonokromo berkahir di tahanan Polsek Wonokromo. Pasalnya, pasangan suami istri itu ditangkap karena berprofesi sebagai dokter gadungan. Tidak tanggung-tanggung, Hari mengaku sebagai dokter spesialis kandungan dan kebidanan.

Berdasarkan kartu nama tersangka, Hari menyandang gelar SpOg, Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan). Hari bertindak sebagai dokter, sedangkan Lucia sebagai perawat. Pasien Hari pun mencapai ratusan orang.

"Kalau berdasarkan catatan dari buku tamu tersangka, terdapat sekitar 300 pasien yang telah berobat pada tersangka," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Setija Junianta, Kamis (3/10/2013).

Ia memaparkan, penangkapan ini berdasarkan laporan dari pasien Hari yang telah berobat lama, tetapi tak kunjung memiliki bayi. Padahal sejak Desember lalu, seorang ibu rumah tangga itu telah mendatangi tempat praktik tersangka.

Setelah berobat ke tersangka, korban mengalami penambahan berat badan 22 kilogram, dan perut korban seperti ibu hamil. Namun, setelah di USG ke rumah sakit korban dinyatakan tidak hamil. Akhirnya korban melapor ke Polsek Wonokromo.

Atas laporan tersebut, polisi menggrebek tempat praktik tersangka di Pulo Wonokromo 295B Surabaya.

"Setelah dilakukan penangkapan, tersangka bukanlah seorang dokter, tetapi dia hanya lulusan SMA," kata Setija.

Saat penggerebekan polisi bertemu pasien yang hendak berobat. Tersangka bahkan hendak melakukan operasi pada seorang wanita.

Dalam penggerebekan itu polisi menyita barang bukti berupa alat-alat medis dan obat-obatan di tempat praktik tersangka.

Tempat praktik tersangka dikemas layaknya tempat praktik dokter beneran. Tempat tidur pasien, lampu operasi, puluhan alat suntik, tensi, dekstop, tempat kapas, jarum bekas, buku kontrol, dan puluhan obat-obatan terdapat di tempat itu.

Kapolsek Wonokromo AKP Roman S Elhaj mengatakan, dalam sehari tersangka bisa menangani tiga sampai empat pasien. "Sabtu dan Minggu pasiennya lebih ramai, bisa tujuh hingga lebih sepuluh orang," kata Roman.

Roman menambahka, jika melihat dari buku tamu tersangka, mereka membuka praktik sejak 2011 lalu.

Pada hari biasa, tersangka hanya membuka praktik mulai pukul 18.00 hingga selesai. Sedangkan  Sabtu dan Minggu tersangka membuka praktik pagi hingga malam hari.

Satu kali berobat, tersangka mematok harga Rp 150.000. Namun, untuk operasi tersangka mematok harga Rp 2 juta. Biasanya operasi dilakukan pada Sabtu dan Minggu.

Meski gadungan, tempat praktik tersangka ternyata laris manis. Mereka tidak pernah promosi, hanya berdasarkan getok tular (mulut ke mulut).

"Mayoritas pasiennya adalah wanita yang tidak bisa memiliki anak. Tersangka mengaku bisa mengobati," kata Roman.

Dalam praktik ini tersangkan bahkan berani mengeluarkan resep obat pada pasien, untuk ditebus ke apotek.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini