Laporan Wartawan Surya,Samsul Hadi
TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Sebanyak delapan siswi SMPN 7 Kota Malang, mengalami kesurupan, Jumat (11/10/2013).
Para siswa mengalami kesurupan masal saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.
Peristiwa kesurupan tersebut terjadi sekitar pukul 08.30. Awalnya, kesurupan menimpa satu siswi kelas 7 E, Betty Sella Oktavia. Ketika sedang mengikutan pelajaran di kelas, Betty tiba-tiba berteriak histeris. Tubuh Betty juga kejang-kejang.
Seketika suasana di ruang kelas berubah menjadi gaduh. Guru dan para siswa panik melihat Betty yang terus menjerit-jerit. Peristiwa yang dialami Betty merambat ke siswi lain.
Satu siswi lainnya, Safira Dwi Sastika, tak lama kemudian ikut kesurupan, setelah melihat temannya berteriak histeris.
Suasan di kelas semakin gaduh. Para guru segera membawa siswi yang kesurupan ke ruang guru.
Tak hanya itu, peristiwa kesurupan semakin meluas. Sejumlah siswi di kelas lain, juga ikut kesurupan. Para guru bertambah panik. Karena ruang guru tidak cukup, sebagian siswi yang kesurupan dibawa ke masjid dan ruang unit kesehatan sekolah (UKS).
Kepala SMPN 7 Kota Malang, Hendro Guntur, mengatakan, jumlah murid yang kesurupan sebanyak delapan orang.
Para murid yang kesurapan semua perempuan. Menurutnya, pihak sekolah langsung meminta bantuan kepada kiai kampung di sekitar sekolah.
"Para siswi yang kesurupan langsung ditangani oleh kiai. Kebetulan juga ada guru yang bisa mengobati orang kesurupan. Tiga puluh menit kemudian, para murid yang kesurupan sudah dapat diobati," katanya.
Dikatakannya, juga ada pihak dari Koramil dan Polsek Kedungkandang yang ikut membantu menolong para siswi yang kesurupan.
Saat peristiwa terjadi, ada anggota Koramil yang sedang mengajar baris berbaris di sekolah itu.
"Kalau Kapolsek Kedungkandang kebetulan sedang patroli di sekitar sekolah. Kapolsek mendengar anak berteriak-teriak terus mampir ke sekolah," katanya.
Diungkapkannya, dengan adanya peristiwa kesurupan tersebut, para siswa dipulangkan lebih cepat dari biasanya. Para siswa dipulangkan pukul 09.30. Biasanya, pada hari Jumat, para siswa pulang pukul 10.30.
"Dari pada banyak yang ikut keserupan, akhirnya sekolah memulangkan para siswa," ujarnya.
Menurutnya, untuk mengantisipasi agar tidak terjadi peristiwa kesurupan lagi, sekolah akan menggelar doa bersama. Sekolah juga akan menggelar selamatan (syukuran) di sekolah.
"Tadi, kami juga sudah melakukan doa bersama dan slametan jenang abang," katanya.
Wakil Kepala SMPN 7 Bidang Kesiswaan, Sudarto, menyatakan, saat ini sekolah memang sedang melakukan renovasi ruang kelas.
Ia memperkirakan, mahkluk halus penghuni sekolah marah karena tempat tinggalnya dirusak. Lalu, mahkluk halus itu mengganggu para siswa.
"Ini peristiwa kesurupan paling besar setelah 10 tahunan yang lalu. Tetapi, sekarang sudah tenang, kami berharap tidak ada lagi peristiwa kesurupan di sekolah ini," katanya.
Satu siswa SMPN 7, Rs, mengatakan, jumlah siswi yang kesurupan lebih dari 14 orang. Para siswi itu kesurupan saat mengikuti apel pagi di sekolah. Saat apel, tiba-tiba ada satu siswi yang menjerit dan kejang-kejang.
Lalu, siswi tersebut dibawa ke ruang kepala sekolah. Sedangkan, siswa lainnya disuruh masuk ke kelas.
"Saat berada di kelas, para siswa lainnya ikut berteriak-teriak sambil menutup telinga. Jumlah siswa yang kesurupan banyak, lebih dari 14 orang," katanya.
Dikatakanya, pada hari sebelumnya, Kamis (10/10/2013), juga sudah kesurupan. Tetapi, jumlah siswa yang kesurupan hanya sedikit.
"Maka dari itu, hari ini tadi para siswa diajak apel pagi sambil doa bersama. Ternyata masih ada yang kesurupan," ujarnya.