TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Gunung Sinabung meletus tiga kali dalam kurun waktu 12 jam, Selasa (15/10). Erupsi beruntun ini menimbulkan pembentukan empat lubang sulfatar baru yang berada di sekitar kawah, di bagian Desa Laukawar.
Letusan pertana terjadi pada pukul 01.17 WIB dihi hari, letusan kedua pukul 04.30 subuh, dan erupsi ketiga pada pukul 12.19 siang.
Dari keempat lubang sulfatar tersebut mengepul asap putih pekat yang terus membumbung tinggi meski volumenya tidak terlalu banyak.
Menurut catatan tim Pemantau Gunung Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, yang berlokasi di Kecamatan Simpang Empat, Sinabung terpantau tiga kali mengeluarkan debu tebal. Asapnya membumbung setinggi 700 meter.
Di tanggal yang sama bulan lalu, Sinabung juga mengeluarkan debu vulkanik tebal di jam yang sama, yang membuat Sinabung sempat dinaikkan statusnya dari Waspada menjadi Siaga.
Namun ketua Tim Pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra, mengakui status Sinabung kali ini masih belum dinaikkan. Ia masih terus melakukan pemantauan dan akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait soal penetapan status gunung.
"Kemungkinan akan ada letusan kalau begini. Tapi kita belum tahu. Masih dipantau," katanya ketika dihubungi Tribun, Selasa pagi.
Ia mengakui keempat lubang sulfatar tersebut memang baru tercipta sejak erupsi terjadi. Meski tidak memerinci apa yang menyebabkan terjadinya lubang baru, namun ia berharap masyarakat sekitar meningkatkan kewaspadaannya.
"Iya ada lubang sulfatar yang baru. Tapi belum masuk kategori membahayakan. Ada juga gempa-gempa kecil yang terdeteksi saat ini," jelasnya.
Pihaknya pun kembali mengaktifkan larangan bagi para pendaki Gunung Sinabung untuk tidak mendekati kawah gunung api tersebut sejak kemarin.
Apalagi pasca terciptanya empat lubang sulfatar baru di sekitar kawah, debu vulkanik dan asap putih yang keluar intensitasnya juga semakin dekat ke punggung gunung. Keempat lubang tersebut dipastikan berada di jalur pendakian yang biasa dilalui para pendaki.
Selain pendaki, ia juga meminta agar warga yang berada di radius 2 km dari kawah bisa menjauhi area untuk mewaspadai adanya letusan terjadi.
"Untuk sekarang zona aman kita masih 2 km dari kawah. Tapi ini masih akan dipantau terus. Yang pasti pendaki tidak boleh naik dulu. Warga juga jangan mendekat. Kita khawatir akan ada letusan," tegasnya.
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengakui memang ada lubang sulfatar baru di puncak Gunung Sinabung sejak pagi tadi. Namun pihaknya belum bisa memberikan informasi terkini terkait aktivitas gunung api yang sempat tidur selama 400 tahun tersebut.
Tim sulit memantau kondisi gunung akibat cuaca buruk dan hujan. Tim juga tak mendapatkan tanda-tanda gempa maupun tremor saat gunung meletus.
Ketua Posko Warung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sumut, Pelin, mengakui hingga Selasa malam tidak ada pendaki yang diperbolehkan melakukan aktivitas yang mendekati punggung ataupun kawah gunung. Namun bertambahnya lubang sulfatar memang sempat membuat pengunjung ramai mendatangi lokasi Lau Kawar.