Laporan Wartawan Sriwijaya Post Welly Hadinata
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Noprian Saputra (21), pasrah setelah tahu dirinya ditilang dan mobilnya dibawa kabur oleh polisi gadungan.
Nopri, merupakan sopir mobil angkutan kota (angkot) di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Ia sebelumnya menyangka mobilnya dibawa "sang polisi" ke markasnya. Namun, ketika dia hendak "menebus" pada Rabu (16/10/2013), angkotanya tak ada di kantor polisi.
"Saya dihentikan oleh orang yang katanya polisi. Tapi ternyata bukan. Angkot saya, Suzuki Carry Futura nopol BG 2671 NM warna abu-abu, dirampas pelaku di kawasan GOR PSCC Palembang, Jumat (10/10/2013) pekan lalu," kata Nopri, Rabu (16/10/2013).
Nopri menceritakan, berawal ia yang sebagai sopir serep memgendarai mobil angkot seperti biasanya. Dari belakang, mobilnya diikuti mobil Jimny Katana bewarna merah, yang tidak diketahui nopolnya.
Sewaktu di kawasan simpang empat GOR PSCC, satu pelaku keluar dari mobil Jimny dan memberhentikan mobil angkot yang dikendarainya.
Pelaku yang bertubuh besar dan berpakaian preman, memerintahkan seluruh penumpang untuk turun dari angkot. Kemudian, angkot berikut Nopri dibawa pelaku. Sesampai di simpang Sekip
Pangkal, pelaku kemudian meminta Nopri dan dua penumpang untuk turun.
Ketika itu, pelaku berkata kepada Nopri dengan kalimat ancaman, "Aku anggota (polisi) kau tu nurut be (menurut saja), kalu tidak nurut kagek tebuang (kalau tidak menurut, nanti dibunuh)," tutur Nopri menirukan perkataan pelaku.
Nopri akhirnya hanya bisa menurut, dan melaporkannya ke pemilik mobil angkot. Namun, setelah beberapa hari dicek keberadaan mobil, Nopri dan bosnya tidak mengetahui keberadaan mobil angkot tersebut.