TRIBUNNEWS.COM, KEFAMENANU - Menyusul bentrokan di kawasan perbatasan Indonesia dan Timor Leste, angkatan bersenjata dari kedua negara bekerja sama menjaga wilayah perbatasan.
Pengamanan bersama itu, dilakukan anggota TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalyon Infanteri 743/PSY dan Unido Patruofomento Fronteira dari Policia Nasional de Timor Leste.
Sebelumnya, bentrokan terjadi di wilayah perbatasan kedua negara, yaitu antara warga Nelu dan warga Leolbatan. Nelu masuk wilayah Desa Sunsea, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, sedangkan Leolbatan merupakan wilayah Desa Kosta, Kecamatan Kota, Distrik Oekusi, Timor Leste.
Komandan Kodim 1618 Kabupaten TTU, Letnan Kolonel Arm Eusebio Hornai Rebelo, kepada wartawan di markas Kodim, Rabu (23/10/2013), mengatakan, kegiatan patroli itu merupakan upaya meminimalisasi konflik. "Patroli bersama TNI dan UPF membawa senjata, mengawasi lahan yang tidak boleh dikelola," kata dia.
Pengolahan lahan yang sebenarnya sudah dilarang tersebut dikhawatirkan akan memunculkan provokasi yang dapat memicu konflik. Eusebio mengatakan, saat ini kondisi di Nelu sudah aman. Konflik yang terjadi beberapa waktu lalu dipicu aksi berebut tanah dan perusakan sejumlah kuburan leluhur di wilayah zona netral.
Bentrok tersebut terjadi pada Rabu (16/10/2013). Menurut tokoh pemuda Desa Sunsea, Wilem Oki, kuburan warga Nelu dirusak warga Timor Leste dari suku Tua Nono. Perusakan kuburan itu, ujar dia, terjadi ketika warga Timor Leste membuat jalan baru yang masuk 500 meter ke zona netral.