TRIBUNNEWS.COM, PAMEUNGPEUK - Lima hari terakhir Warga Kampung Paledang, RT 5/9, Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, berbondong-bondong mengunjungi rumah Rustini (60).
Warga ingin melihat bunga bangkai atau amorphophallus titanum yang tumbuh di pekarangan rumah Rustini.
Bunga bangkai tersebut, tumbuh sejak dua minggu lalu. Rustini awalnya tidak menyadari bunga tersebut tumbuh di halamannya. Jumat (1/11) bunga bangkai mulai mekar dan menimbulkan bau yang menyengat. Rustini pun sempat mengungsi ke rumah tetangganya karena tidak kuat dengan bau dari bunga bangkai.
"Awalnya sih dua minggu lalu itu tumbuhnya kecil dulu. Warnanya hijau dan belum menimbulkan bau. Saya biarkan saja. Lima hari terakhir mulai bau. Ternyata sudah mekar," ujar Rustini saat ditemui Tribun di rumahnya, Rabu (6/11/2013).
Setelah menimbulkan bau, warga langsung mendatangi kediaman Rustini. Apalagi, saat bunga tersebut mulai mekar. Selama dua hari bunga bangkai menimbulkan bau pada malam hari. Sedangkan siang hari tidak ada bau yang dikeluarkan.
"Malam-malam itu baunya nyengat sekali. Sampai saya enggak betah diam di rumah. Warga di sekitar rumah juga mengeluh bau bunga bangkai," katanya.
Setahun lalu, bunga bangkai sempat tumbuh di pekarangan rumahnya. Hanya lokasinya yang berbeda. Pertama bunga bangkai tumbuh di sebelah kanan rumahnya. Sedangkan yang kedua tumbuh di depan rumah di dekat pagar.
"Yang pertama langsung saya buang waktu mulai tumbuh. Saya juga enggak tahu kalau itu bunga langka. Apalagi bau sekali bunganya," ujar Rustini.
Bunga bangkai di halaman Rustini setinggi 50 sentimeter dan berdiameter 30 sentimeter itu saat ini sudah mulai layu. Bau menyengat sudah tidak tercium. Rustini yang tinggal bersama suaminya tidak mengetahui penyebab tumbuhnya bunga bangkai di halaman rumahnya.
Rustini bersyukur karena dengan tumbuhnya bunga tersebut, warga di sekitar kampungnya bisa bersilaturahmi dengannya.
"Alhamdulilah jadi banyak yang datang karena ingin melihat. Waktu lihat bunganya banyak yang foto-foto juga Bisa ketemu sama tetangga. Apalagi sehari-hari saya kan kerja di sawah. Mudah-mudahan saja jadi berkah," katanya.
Heri (30), warga Kampung Paledang mengatakan tidak menyangka jika bunga bangkai bisa tumbuh di daerahnya. Selama ini Heri hanya bisa mengetahui bunga bangkai dari gambar di buku-buku.
"Jadi sekarang bisa lihat langsung seperti apa bunga bangkai itu. Kalau dulu kan cuma lihat gambarnya di buku atau di televisi. Pantas saja dinamakan bunga bangkai. Karena baunya sangat tidak enak," ujar Heri. (aa)