TRIBUNNEWS.COM, SOREANG - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja Kabupaten Bandung mengaku kesulitan untuk menyaring air yang berasal dari dua sumber air utama, yakni Sungai Cisangkuy dan Citarum.
Menurut Direktur Utama PDAM Tirta Raharja, Rudie Kusmayadi, kedua sumber air tersebut telah tercampur dengan kotoran sapi dan mengandung bakteri ecoli.
"Penyaringan air dari kedua sumber air itu harus menggunakan disinfektan agar bakterinya terbunuh. Tapi biayanya memang besar," ujar Rudi di Bale Sawala, Komplek Pemkab Bandung usai pelantikan direksi PDAM Tirta Raharja, Senin (11/11).
Setiap bulan, kata Rudi, PDAM membutuhkan enam sampai delapan tabung untuk menyaring air tersebut. "Satu tabung itu isinya 25 kilogram. Harga satu tabung Rp 4,2 juta," ujarnya.
PDAM, ujarnya, juga telah bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) untuk mengatasi masalah tersebut.
"Kami memang terhambat pada sumber air baku yang ada. Distanbunhut juga sudah melakukan sosialisasi agar warga di Kertasari dan Pangalengan tidak membuang kotoran sapi ke sungai. Biar sumber airnya tidak tercampur bakteri," katanya.(aa)