Laporan Reporter Tribun Jogja Joko Widiyarso
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Warga Sleman tampaknya perlu berhati-hati kalau ingin membeli air minum di depot air minum isi ulang (DAMIU).
Pasalnya, banyak DAMIU di Sleman tidak memenuhi syarat layak higienis sanitasi dari dinas kesehatan setempat. Dari 126 unit usaha DAMIU yang terdaftar, hanya 12 unit yang telah memenuhi syarat layak minum yang ditetapkan.
Dengan jumlah tersebut, maka hanya sebanyak 9,5 persen unit usaha depot air minum isi ulang yang produknya layak dikonsumsi. Sedangkan sebanyak 90, 5 persen lainnya belum standar yang ditetapkan.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Mafilindati Nuraini mengakui bahwa belum banyak depot air minum isi ulang yang mendapatkan sertifikat, tanda memenuhi syarat layak dikonsumsi. Persyaratan tersebut diatur dalam Perbup Nomor 36 Tahun 2008.
"Seharusnya, semua DAMIU yang ada harus memenuhi syarat layak higienis sanitasi yang telah ditetapkan dalam perbup. Makanya kami setiap bulan terus memeriksa sampel air setiap DAMIU yang ada, apakah telah memenuhi syarat atau belum," ujarnya kepada Tribun Jogja, Selasa (12/11/2013).
Linda menjelaskan, seseorang yang mengonsumsi air yang tidak lolos higienis sanitasi dapat terkena penyakit diare dan tipus. Pasalnya, air yang tidak sehat biasanya tercemar barkteri E-Coli dan mengandung zat kimia yang dampaknya akumulatif.
Kepala Seksi Penyehatan Makanan, Minuman, dan Farmasi Dinkes Sleman Gunarto menerangkan, kurang dari 10 persen DAMIU di Sleman yang telah mengantongi sertifikat layak higienis sanitasi. Sedangkan sebagian besar lainnya masih harus mengupayakannya.
Secara sederhana, kata dia, air yang higienis adalah air yang jernih, tidak berasa, dan tidak berbau. Dengan ciri-ciri itu, air tersebut sudah dapat digolongkan ke dalam air yang sehat dan layak dikonsumsi.
"Selain tidak bewarna, berasa, dan berbau, air yang sehat masih harus diuji laboratorium untuk mengetahui kandungan bakteriologi dan kimianya. Syaratnya, air tersebut harus mengandung nol bakteri dan kimia," jelasnya.