TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Pemerintah Kota Banda Aceh akhirnya menghentikan pencarian koin-koin emas kuno di situs Gampong Pande, Banda Aceh, Rabu (13/11/2013). Pencarian tersebut, telah merusak sebagian pemakaman kuno peninggalan masa Kesultanan Aceh di situs itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh Reza Fahlevi, Rabu, mengatakan, sebenarnya penutupan sudah diupayakan sejak Selasa lalu atau sehari setelah ribuan koin emas ditemukan di Krueng Doy, dekat situs Gampong Pande. Namun, banyaknya warga di Banda Aceh, bahkan dari luar kota, yang datang melihat dan menggali di lokasi membuat penutupan baru efektif pada Rabu siang.
Kepolisian Sektor Kutaraja pada Rabu siang, mulai memasang pita garis polisi di lokasi. Meskipun sudah ditutup, ribuan warga masih memadati area dekat penemuan koin untuk melihat dan mencari barang kuno.
Salah seorang warga bahkan menemukan dua bilah pedang berlapis emas pada sarung dan gagangnya. Dua pedang yang ditemukan itu, panjangnya sekitar 1 meter. Gagang dan sarungnya berwarna keemasan. Gagang pedang dihiasi kepala singa. Di batang pedang, yang berwarna keperakan, tertera tulisan SAVEO VOC. Meski terendam di perairan payau, batang pedang tidak berkarat.
Akibat pencarian koin emas, areal perkuburan kuno di lokasi situs terlihat acak-acakan. Puluhan nisan kuno berserakan. Kondisi ini berpotensi merusak situs tersebut.
Terkait dengan ribuan koin emas kuno yang ditemukan warga, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh akan berupaya menariknya untuk diteliti.
Wakil Ketua Majelis Adat Aceh Abdurrahman Kaoy meminta agar pemerintah segera mengamankan lokasi situs Gampong Pande. "Gampong Pande adalah pusat Kesultanan Aceh masa Dinas Meukuta Alam. Selain itu, juga pusat pertukangan, termasuk membuat koin emas. Karena itu, namanya Kampung Pande," katanya. (HAN)